FPSB Gelar Pelatihan Relawan Bencana
Menjadi relawan bencana/musibah merupakan sebuah perbuatan yang sangat terpuji. Akan tetapi, untuk menjadi seorang relawan di daerah bencana/musibah tidaklah mudah. Tidak hanya membutuhkan kepedulian ataupun keberanian semata, namun juga butuh keterampilan atau pelatihan khusus terkait dengan hal-hal yang harus diketahui/dikuasai atau dilakukan oleh relawan di daerah bencana/musibah. Jika tidak, maka seorang relawan yang seharusnya turut membantu meringankan beban korban justeru menjadi beban bagi relawan lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Azri Agustin S., M.Psi., Psi, (Psikolog RSJ. Ghrasia-Yogyakarta) saat memberikan pelatihan persiapan menjadi seorang relawan pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 19 Desember 2014 di R. Auditorium FPSB UII.
Lebih lanjut Azri Agustin menerangkan pentingnya seorang relawan mencari informasi atau melakukan observasi terlebih dahulu akan kebutuhan yang ada di suatu daerah bencana/musibah, seperti informasi wilayah/daerah bencana itu sendiri (tingkat bahaya, jalur evakuasi), informasi terkait tindakan yang harus dilakukan agar (lebih terkoordinasi), informasi kebutuhan korban, dan informasi penting lainnya.
Di sesi kedua, peserta mendapatkan materi ‘Bantuan Awal Psikologis’ atau Psychological First Aid (PFA) yang disampaikan oleh Muhammad Novvaliant Filsuf Tasaufi,, S.Psi., M.Psi. Menurut pemilik sapaan ‘Pak Ali’ tersebut, PFA tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional saja (baca: bergelar akademis Psikologi), namun juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan (PFA) sebelumnya. Namun demikian, perlu juga diingat bahwa tidak semua orang yang mendapatkan musibah memerlukan PFA. Ada kalanya mereka membutuhkan waktu untuk ‘sendiri’.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan PFA antara lain adalah memberikan kebutuhan dasar korban (survivor/penyintas), mendengarkan keluhan, merasakan dan mengerti bahwa hal ini adalah reaksi normal terhadap situasi yang tidak normal, membantu langkah selanjutnya (seperti mempertemukan anggota keluarga, memberikan informasi yang akurat), dan juga melakukan referal kepada sistem lanjutan.