Hubungan Bilateral Indonesia-Uni Eropa: Peluang dan Tantangan

“Peluang terbesar yang bisa dimanfaatkan/diambil di Eropa adalah pada bidang Pendidikan dan Penelitian. Di Eropa biaya pendidikan (S2-S3) relatif lebih murah, meski ‘living cost’-nya agak mahal. Dan kebanyakan perguruan tinggi di Eropa berbasis riset. Namun demikian, jika Anda akan melanjutkan studi studi (khususnya Hubungan Internasional) ke Eropa, usahakan untuk mencari perguruan tinggi yang juga memiliki kajian untuk wilayah Asia. Ini terkait dengan masa depan Negara-negara Asia (Indonesia) yang diprediksi oleh Mc Kinsey akan menjadi kekuatan besar dalam 10, 20 atau 30 tahun mendatang”. Demikian ungkap Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Emirat Arab, Dr. Arif Havas Oegroseno saat memberikan materi Kuliah Umum Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Senin, 12 November 2012 di Auditorium FPSB UII. Kuliah Umum bertema “Hubungan Bilateral Indonesia-Uni Eropa: Peluang dan Tantangan” tersebut dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Universitas Islam Indonesia, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D dan diikuti oleh mahasiswa UII dan beberapa mahasiswa dari luar UII, seperti UAD, UGM, dan juga Unriyo.