Passage to ASEAN (P2A)

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Passage to ASEAN (P2A). Demikian nama sebuah program yang bisa dikategorikan ‘wisata edukasi’ untuk mengenal kebudayaan dari negara-negara di ASEAN yang sudah mendapat dukungan dari beberapa perguruan tinggi di 10 negara anggota ASEAN. P2A sudah mulai diselenggarakan pada pertengahan tahun 2012 lalu. P2A memiliki beberapa program menarik, seperti The ASEAN Tour, The ASEAN Game, The ASEAN Journey dan juga Ready for ASEAN. Program-program tersebut bisa diikuti oleh dosen, mahasiswa dan juga karyawan. Hal ini diungkap oleh Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS dalam acara workshop pengelolaan kerjasama luar negeri (tahap 2) yang digelar Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 31 Desember 2014.

Selain mendapat keterangan seputar P2A dari Pak Jati (panggilan akrab Irawan Jati), peserta workshop juga mendapat materi tentang persiapan teknis dalam melakukan dan menerima kunjungan dari luar negeri yang disampaikan oleh Herman Felani, S.S., M.A. Materi persiapan yang disampaikan terkait dengan kunjungan ke luar negeri meliputi penyesuaian bahasa, pengenalan kultur/budaya negara tujuan, persiapan dokumen (passport, dll), hingga memilih makanan/kuliner (halal food).

Sedangkan materi yang disampaikan terkait dengan penerimaan tamu dari luar negeri diantaranya adalah tentang dokumen, penyambutan, akomodasi, makanan, dan juga program yang akan ditawarkan selama tamu tinggal. “Sebisa mungkin kita memperlakukan atau menjamu tamu dengan sebaik-baiknya”, ungkap Herman Felani.