Kami informasikan kepada seluruh Mahasiswa Universitas Islam Indonesia khususnya Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya tentang adanya tawaran Program Mahasiswa Wirausaha Bina Desa (MAUBISA) 2012 dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V Yogyakarta. Tawaran  tersebut dikirimkan oleh Kopertis V kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta Bidang Kemahasiswaan di lingkungan Kopertis Wilayah V Yogyakarta bernomor surat 1179/K5/KM/2012 tanggal 9 April 2012.

Adapun isi lengkap surat tersebut adalah sebagai berikut :

“Transformasi Nilai-Nilai Keislaman, Inovasi dan Kesempurnaan untuk Membangun Peradaban”. Demikian tema besar yang diangkat dalam acara sarasehan yang dihadiri oleh keluarga besar UII, pensiunan UII, mantan pimpinan UII serta mahasiswa UII mengawali serangkaian acara Milad UII ke 69 yang diselenggarakan pada hari Jum’at, 13 April 2012 di Auditorium Kahar Muzakir Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia. Pembukaan acara dilakukan dengan penekanan tombol sirine oleh mantan Rektor UII, Prof. Zaini Dahlan, MA untuk kemudian dilanjutkan dengan pemuturan video profil UII dari masa ke masa.

Dalam acara ini, secara khusus UII mengundang saksi sejarah seperti Sutomo yang merupakan saksi sejarah adanya UII di Surakarta. Selain itu UII juga mengundang mantan Dekan dan Pensiunan Dosen Fakultas Ekonomi, Drs. Marzuki, MM., pensiunan pegawai administrasi Fakultas Ekonomi (FE) UII, Sardjo HS, dan Rektor UII saat ini, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Sedangkan Wakil Rektor III UII Ir. Bachnas, M.Sc., bertindak sebagai moderator.

Pendidikan adalah investasi peradaban bangsa yang sangat berharga karena peradaban akan dapat diwujudkan oleh masyarakat yang terdidik dalam arti yang sangat luas. Salah satu pilar pendidikan adalah masyarakat sekolah. Melalui masyarakat sekolah inilah internalisasi nilai-nilai dan pendidikan di bangun.

Internalisasi dan pembentukan karakter tersebut melibatkan siswa dan guru. Kedua komponen inilah yang merupakan aktor utama pendidikan di sekolah. Sehingga untuk membentuk peradaban kedua pihak baik siswa dan guru harus sama-sama memiliki kualitas untuk dapat berinteraksi secara intensif dan saling memberdayakan. Apabila hanya siswa yang berkembang, sementara guru tidak maka akan terjadi ketimpangan. Demikian pula apabila gurunya yang maju siswanya tidak, maka akan terjadi peluang terjadinya dominasi ilmu pengetahuan oleh satu pihak.

Oleh karena itu, baik siswa dan guru harus sama-sama diberdayakan. Guru berkualitas harus di dukung oleh siswa berkualitas. Sehingga interaksi dan dialektika ilmu dapat terjadi. Untuk meningkatkan kualitas, siswa dan guru memerlukan pemacu dan pemicu munculnya bakat (talent) yang dimiliki agar dapat dikembangkan secara optimal.

Optimalisasi talent siswa dan guru ini sangat penting karena semua orang memiliki keunikan sendiri-sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sehingga dengan kemampuan mengembangkan talent dirinya, diharapkan siswa dan guru akan dapat meningkatkan potensi diri dan prestasi baik individu maupun komunal.

Dalam kerangka pemikiran inilah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia menghadirkan kegiatan yang bertujuan mengembangkan talent siswa dan guru dengan tajuk STUDENT AND TEACHER TALENT FESTIVAL 2012.

Pendidikan adalah investasi peradaban bangsa yang sangat berharga karena peradaban akan dapat diwujudkan oleh masyarakat yang terdidik dalam arti yang sangat luas. Salah satu pilar pendidikan adalah masyarakat sekolah. Melalui masyarakat sekolah inilah internalisasi nilai-nilai dan pendidikan di bangun.

Internalisasi dan pembentukan karakter tersebut melibatkan siswa dan guru. Kedua komponen inilah yang merupakan aktor utama pendidikan di sekolah.

Sebagai bagian dari pekerjaan seorang humas, menulis aktivitas kegiatan lembaga dan mengirimkannya ke media cetak tentu membutuhkan ketrampilan tersendiri. Dari pengalaman yang ada, tak sedikit humas sebuah lembaga justeru menurunkan citra lembaga tempat dirinya bekerja hanya karena tulisan yang tidak ‘pas” yang ia kirimkan dan atau dimuat di media massa. Oleh karena itu, seorang humas harus mengembangkan self censorship yang bertujuan untuk menghindari ataupun meminimalisir kesalahan dalam pengiriman tulisan ke media massa. Hal ini diungkapkan langsung oleh Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. saat memberikan materi “Pentingnya Pengetahuan Jurnalistik” dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Praktis pada hari Senin, 9 April 2012. Kegiatan yang diinisiasi oleh Wakil Rektor II UII dengan mengambil setting lokasi GKU Prof. Dr. Sardjito tersebut diikuti oleh humas dan perwakilan dari masing-masing fakultas (FH, FTI, FTSP, FK, FE, FIAI, FMIPA, dan FPSB).