ADAB BERTETANGGA DALAM ISLAM

Hadi Mustamid, 15/11/2024

Pada suatu hari ketika sedang iseng iseng membuka komputer ada sesuatu bacaan yang menarik perhatian saya di situs Suara.com yang mengisahkan tentang adanya tetangga baru yang mempunyai perilaku buruk sebagai berikut kisahnya.

Sender bercerita sekitar 4 bulan yang lalu ada tetangga baru pindah di samping rumahnya. Posisi rumah sender menghadap ke arah jalan.

Sementara, rumah si tetangga berada di sebelah menghadap ke tembok rumahnya. Si tetangga ini baru saja beberapa minggu pindah di sana sudah menimbulkan masalah.

Sekadar informasi si tetangga itu adalah seorang suami yang pengangguran, sedangkan istrinya bekerja sebagai SPG.

Si tetangga sering berantem malam-malam hingga berteriak yang membuat heboh lingkungan sekitar.

Perilaku buruk tetangga tersebut yakni kadang kala memutar musik keras dengan pengeras suara tanpa kenal waktu.

Saat warga sekitar hendak menegur malah sitetangga ini membawa golok dan mengancam. Si tetangga mengatakan bahwa dirinya tidak takut dilaporkan polisi.

Akibat perilakunya itu, warga merasa tidak berguna apabila menegur si tetangga. Bukan hanya si tetangga tersebut yang perilakunya buruk.

Tetapi anak-anak si tetangga juga bandel sekali. Mereka masih kecil namun sudah mengucapkan kata-kata jorok.

Mereka pun sering mencari ribut dengan siapa saja bahkan orang yang lebih tua.

Anak-anak si tetangga ini sering mencoreti tembok dengan crayon sampai melempari batu rumah sender.

Sepeda milik adik sender dan temannya pernah dijatuhkan dan ban dikempeskan. Padahal

kondisi sepeda itu di parkir di dalam rumah.

Ibu sender pernah pula memergoki tanamannya dipotong oleh anak-anak itu. Ibu sender lalu menjewer anak-anak si tetangga tersebut.

Warga sekitar ingin sekali mengusir si tetangga dan keluarganya dari lingkungan mereka. Tetapi akan berujung ribut sampai adu jotos.

Hal itu terjadi sebab ayah dari sender pernah akan bertengkar dengan si tetangga kalau tidak dipisahkan ibunya dan ketua RT.

Warga sekitar memilih lakukan ini

Warga sekitar memilih untuk mengeluarkan si tetangga baru ini dari grup WhatsApp komplek.

Warga juga memilih untuk tidak menggubris dan menutup pagar rumah mereka dari si tetangga.

Semenjak istri dari si tetangga kabur sambil membawa sepeda motor, dia semakin menjadi-jadi.

Dia seperti orang kesetanan yang berteriak-teriak di pagi hari sambil membawa golok kadang mengeluarkan kata makian.

Anak-anak si tetangga juga mulai jarang keluar rumah. Setiap siang si tetangga ini pergi entah kemana namun pulangnya terkadang malam hari.

Si tetangga tersebut hampir setiap hari membentak anak-anaknya. Semakin lama kabar dari si tetangga tidak terdengar oleh sender.

Akhirnya sewaktu keluarga sender melakukan syukuran karena kakaknya lolos CPNS, si tetangga datang ke rumahnya.

Walaupun keluarga sender sebenarnya tidak mengundang si tetangga itu. Tetapi si tetangga datang tak lupa memberi ucapan selamat dan ikut makan ditasyakuran rumah sender.

Selama acara berlangsung, si tetangga terlihat dicuekin oleh bapak-bapak di sana. Dari acara syukuran tadi, diketahui jika si tetangga bekerja sebagai tukang ikan di pasar.

Kerjanya si tetangga ini membersihkan ikan-ikan dan digaji harian. Dilain sisi anak-anak si tetangga harus putus sekolah sehingga setiap hari hanya membersihkan rumah.

Sender yang curhat soal si tetangga merasa bingung, apakah warga sekitar harus membantu atau mendiamkan saja si tetangga seperti sebelumnya?

Kontributor : Haqia Alfariz Ramadhani

Miris apa yang dilakukan tetangga tersebut bila kita mencermati kisah diatas tersebut Padahal hal tersebut menunjukkan dengan jelas betapa adab, etika, dan akhlakul karimah tidak diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Islam sendiri, telah dengan

tegas dan jelas mengatur bagaimana sebaiknya setiap orang memperlakukan tetangga. Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an serta sejumlah hadits dan kitab adab telah menyampaikan berulang kali perintah anjuran dan praktik cara bergaul dengan tetangga. Beberapa pedoman dan

rambu-rambu yang telah diatur dalam Islam untuk bergaul dengan tetangga yang baik agar hal seperti kisah di atas tidak terjadi

1.  Berbuat baik pada tetangga

Sebagaimana firman Allah SWT” (Q.S. An-Nisa: 36) Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah terhadap kedua orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,teman sejawat,ibnu sabil,dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh,Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Dari Aisyah r.a., Nabi Muhammad saw bersabda,“Jibril terus mewasiatiku perihal tetangga. Hingga saya menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris. (H.R.Al-Bukhari)

Dari ayat dan hadis di atas sangat jelas bagaimana kita harus berbuat baik kepada tetangga wujudnya bisa dengan hal sederhana jika bertemu saling bertegur sapa dengan 4S( senyum, sapa, salam ,sopan,santun) memenuhi undangan tetangga .contoh lainya dengan berbagai masakan dengan tetangga Riwayat yang masyhur terkait dengan berbagi makanan kepada

tetangga adalah ketika Rasulullah Saw meminta Abu Dzar untuk memperbanyak kuah masakan yang dimasaknya dan memintanya untuk dibagikan kepada tetangga. Selanjutnya Bentuk berbuat baik kepada tetangga adalah termasuk menjenguk saat ada tetangga yang sakit.

beberapa adab dalam menjenguk tetangga yang sakit, seperti: apakah tetangga tersebut bisa menerima tamu atau tidak; tidak terlalu lama menjenguk tetangga; berbicara dengan suara

pelan; mendoakan agar lekas sembuh; memberikan semangat agar tetap kuat menjalani ujian hidup; serta membawakan makanan yang disukai. ketika ada tetangga yang memiliki kesulitan terkait finansial, dan kita memiliki kemampuan untuk membantu, maka sebaiknya kita membantu tetangga tersebut. Misalnya adalah ketika ada tetangga yang kurang mampu yang membutuhkan uang untuk membayar biaya sekolah anaknya, dan tetangga tersebut datang

kepada kita, maka jika kita memiliki rezeki lebih, mari kita bantu mereka.

2.  Memuliakan tetangga

Dasar dan anjuran untuk memuliakan tetangga dalam Islam telah disampaikan oleh Rasulullah Saw pada hadits ke-15 dalam kitab Arba’in Nawawi berikut.

ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ رَﺿِﻲَ ُﷲ ﻋَﻨْﮫُ أَ ﱠن رَﺳُﻮلَ ﱠِﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻗَﺎلَ: “ﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﯾُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎَ ﱠِ وَاﻟْﯿَﻮْمِ اﻵْﺧِﺮِ ﻓَﻠْﯿَﻘُﻞْ ﺧَﯿْﺮًا أَوْ ”.ﻟِﯿَﺼْﻤُﺖْ، وَﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﯾُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎَ ﱠِ وَاﻟْﯿَﻮْمِ اﻵْﺧِﺮِ ﻓَﻠْﯿُﻜْﺮِمْ ﺟَﺎرَهُ، وَﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﯾُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎَ ﱠِ وَاﻟْﯿَﻮْمِ اﻵْﺧِﺮِ ﻓَﻠْﯿُﻜْﺮِمْ ﺿَﯿْﻔَﮫُ

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kata “memuliakan” dalam artikel ini didefinisikan sebagai menghormati. Termasuk dalam adab menghormati adalah menghargai dan memperlakukan sama semua tetangga, misalnya dengan tidak memandang rendah pekerjaan dan status sosial mereka. Contoh praktiknya misalnya adalah dengan bersikap dan berbicara dengan sopan, tidak merendahkan tetangga, tidak menyinggung nominal gaji, pendapatan, dsb ketika bergaul dengan tetangga lain. Contoh praktik lain dalam memuliakan tetangga, misalnya tidak sembarangan menggunakan lahan/halaman rumah tetangga untuk keperluan pribadi tanpa izin. Lahan tersebut, meski tidak terpakai, tetaplah hak milik tetangga yang mesti kita hormati. Kemudian, contoh lainnya, misalnya ketika kita pernah membantu seorang tetangga yang kesulitan finansial, tidak perlu di kemudian hari mengungkit-ungkit jasa baik kita terhadap tetangga tersebut sehingga membuatnya tidak nyaman dan merasa malu.

3.         Tidak sombong dan membanggakan diri kepada tetangga

Masih pada QS. An-Nisa ayat 36, Allah Swt berfirman: “… Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” Pada kutipan ayat tersebut terlihat jelas betapa sifat sombong dan membanggakan diri ditegaskan untuk dihindari. Contoh praktik misalnya adalah ketika berkunjung atau ngobrol dengan tetangga, tidak perlu membanggakan diri sendiri atau anak atau anggota keluarga lain sehingga kemudian membuat tetangga kita minder dan rendah diri. Beberapa orang cenderung suka menceritakan prestasi dan pencapaian dalam status, karir atau pekerjaan anggota keluarganya secara berlebihan, sehingga kadang tidak sadar membuat orang lain tidak nyaman. Sifat rendah hati dan tawadhu’ tentu jauh lebih dianjurkan dalam konteks bergaul dengan tetangga. Jikapun misal ada anak atau anggota keluarga yang berhasil mencapai posisi atau karir tertentu, sebagai wujud rasa syukur, bisa kemudian ditandai dengan memberikan bingkisan atau makanan kepada tetangga dekat rumah.

4.         Tidak mengganggu tetangga

Salah satu hadits terkait dengan larangan untuk tidak mengganggu tetangga tercantum dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad. Berikut narasi hadits tersebut:

أَﺑَﺎ ھُﺮَﯾْﺮَةَ ﯾَﻘُﻮلُ: ﻗِﯿﻞَ ﻟِﻠﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ: ﯾَﺎ رَﺳُﻮلَ ِﷲ، إِ ﱠن ﻓُﻼَﻧَﺔً ﺗَﻘُﻮمُ اﻟﻠﱠﯿْﻞَ وَﺗَﺼُﻮمُ اﻟﻨﱠﮭَﺎرَ وَﺗَﻔْﻌَﻞُ، وَﺗَ ﱠﺼ ﱠﺪقُ، وَﺗُﺆْذِي ﺟِﯿﺮَاﻧَﮭَﺎ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧِﮭَﺎ؟ ﻓَﻘَﺎلَ رَﺳُﻮلُ ِﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ: ﻻَ ﺧَﯿْﺮَ ﻓِﯿﮭَﺎ، ھِﻲَ ﻣِﻦْ أَھْﻞِ اﻟﻨﱠﺎرِ، ﻗَﺎﻟُﻮا: وَﻓُﻼَﻧَﺔٌ ﺗُﺼَﻠﱢﻲ اﻟْﻤَﻜْﺘُﻮﺑَﺔَ، وَﺗَ ﱠﺼ ﱠﺪقُ

ﺑِﺄَﺛْﻮَارٍ، وَﻻَ ﺗُﺆْذِي أَﺣَﺪًا؟ ﻓَﻘَﺎلَ رَﺳُﻮلُ ِﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ: ھِﻲَ ﻣِﻦْ أَھْﻞِ اﻟْﺠَﻨﱠﺔِ.

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, si fulanah sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya.” Rasulullah SAW menjawab: “Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka.” Para sahabat lalu berkata: “Terdapat wanita lain. Dia (hanya) melakukan shalat fardhu dan bersedekah dengan gandum, namun ia tidak mengganggu tetangganya.” Beliau bersabda: “Dia adalah dari penduduk surga.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 119. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Contoh paling mudah tidak mengganggu tetangga misalnya adalah tidak menyetel musik

keras-keras pada siang dan malam hari ketika waktu jam istirahat, sehingga mengganggu tetangga sebelah rumah. Contoh berikutnya adalah dalam konteks bertamu. Misalnya, berkunjung ke rumah tetangga pada waktu yang sesuai, bukan pada waktu mereka makan, tidur, atau bekerja. Kemudian, tidak terlalu lama dalam bertamu ke rumah tetangga, sehingga membuat tetangga tidak nyaman dan mengurangi waktu istirahatnya. Kemudian, jika kebetulan kita memiliki anak balita atau anak kecil usia sekolah dasar, maka perhatikan anak kita tersebut. Jangan sampai kemudian tetangga merasa tidak nyaman karena anak kita terlalu sering bermain di rumah tetangga tersebut.

Demi Allah,tidak sempurna imannya,demi Allah tidak sempurna imannya,demi Allah tidak sempurna imannya.”Rasulullah Saw.ditanya“Siapa Yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?”Beliau Menjawab,“Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (H.R. Al-Bukhari)

Contoh kisah si keluarga tetangga dalam paragraf pertama yang berperilaku tidak patut untuk ditiru. sering heboh bikin onar ; bertengkar dengan suara yang keras dan gaduh ; dengan memutar musik keras keras membiarkan anaknya melakukan hal yang kurang pantas dan melakukan sesuatu yang mengganggu tetangganya yang berakibat tidak nyaman bagi tetangga sehingga tidak di sukai dan di jauhi tetangga.

Disisi lain tapi mungkin kita juga perlu intropeksi diri sudahkan kita memberikan hak tetangga dan melakukan yang terbaik untuk tetangga yang sedang mengalami kesulitan terjerat masalah tersebut yang dapat meringankan bebannya?.

.

5.    Bersabar dengan gangguan tetangga.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, disebutkan di antaranya:

‘Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya’,” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

jika kita mampu berlaku sabar itu adalah sesuatu bagian perkara yang di cintai allah tapi Seringkali sikap kurang baik dari tetangga kemudian membuat kita tidak betah di lingkungan

tersebut dan ingin pergi ke tempat yang baru. Namun kemudian, seringkali kita juga khawatir, apakah tetangga di lingkungan baru tersebut suka membantu atau sebaliknya. Jika kemudian kita berkesempatan pindah dan memulai hidup di suatu tempat yang baru, mari kita coba terapkan adab di atas. Setidaknya, dengan memulai berbuat baik pada tetangga kita, insyaAllah, merekapun akan berlaku baik kepada kita. “wallahu a’lam bishawab”

 

Referensi:

 

https://islam.nu.or.id/post/read/86994/12-adab-bertetangga-menurut-imam-al-ghazali

https://www.suara.com/news/2022/02/26/113649/kisah-tetangga-baru-perilakunya-buruk-dimus uhi-warga-sekarang-begini-kondisinya

https://www.orami.co.id/magazine/adab-bertetangga?page=2