Mubazir merupakan sikap boros atau dapat juga diartikan sebagai perilaku berlebih-lebihan.
Dalam agama Islam melarang umatnya untuk berperilaku berlebihan atau bersikap boros. Dalil yang berhubungan dengan larangan tersebut terdapat dalam firman Allah SWT QS Al Isra’ ayat 26-27 yang artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Selain dalam firman Allah, larangan mubazir juga dapat terdapat dalam hadist sebagaimana yang diriwayatkan dalam riwayat Muslim yang artinya “Jika ada makananmu yang terjatuh, maka buanglah kotorannya dan sebaiknya ia memakannya serta tidak membiarkannya untuk syaitan.” Dan beliau memerintahkan kepada kami untuk menjilati piring seraya bersabda, “Bahwa sesungguhnya kamu tidak mengetahui pada makanan yang mana adanya berkah itu.” (HR Muslim)
Larangan Mubazir dalam Makanan
Di manakah kita sering menemui perilaku ini? Perilaku mubazir sering kita temui ketika dalam acara pesta di mana seseorang dalam mengambil makanan secara berlebihnan mengakibatkan makanan tersebut tidak habis atau tersisa.
Terkadang kita temui juga bahwa seseorang berkeinginan mencoba menu/hidangan tertentu dan ketika makanan itu tidak sesuai dengan harapan pada akhirnya makanan tersebutdibiarkan dan tidak jadi dimakan.
Tujuan penulis membuat tulisan ini untuk mengingatkan diri penulis bahwa setiap makanan yang disajikan adalah karunia Allah yang harus disyukuri sehingga tidak boleh disia-siakan. Oleh karena itu, ketika mengambil makanan sebaiknya seperlunya saja dan mengambil makanan yang kita mau dan mampu menghabiskan makanan tersebut.
Dampak Perilaku Mubazir
Perilaku mubazir atau berlebih-lebihan merupakan perilaku yang tidak disukai oleh Allah SWT. Dampak perilaku mubazir terhadap makanan antara lain :
- Dapat menimbulkan kedurhakaan yaitu tidak mensyukuri karunia yang diberikan Allah SWT
- Mengakibatkan hidup boros karena selalu berlebihan-lebihan.
Beberapa hal yang dapat menghindarkan diri kita dari perbuatan mubazir atau berlebih-lebihan dan azab Allah SWT antara lain:
- Mensyukuri makanan yang tersedia. Makanan merupakan karunia Allah yang perlu kita syukuri keberadaannya. Dengan bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat, sedangkan jika kufur maka siksa Allah sangatlah pedih.
- Mengambil makanan secukupnya sesuai kebutuhan, jangan mengambil makanan terlalu banyak. Dengan demikian kita bisa terhindar dari menyisakan makanan yang berakibat membuang makanan.
Bagaimana jika kita mengalami kondisi dimana kita tidak dapat menghabiskan makanan yang ada agar terhindar dari perbuatan mubazir? Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari perilaku mubazir terhadap makanan yang tersisa yaitu:
- Memberikan kepada yang membutuhkan dengan memperhatikan bahwa kondisi makanan tersebut memang layak diberikan kepada orang lain baik dari sisi kwalitas, kemasan maupun jumlah.
- Memberikan sisa makanan kepada binatang ternak jika makanan tersebut tidak layak diberikan kepada orang lain karena kondisi, jumlah dan kemasan makanan tersebut.
- Menyimpan dan memakan kembali. Terkadang kita tidak dapat menghabiskan satu porsi makanan dalam sekali tempo sehingga kita dapat menyimpan dan memakan kembali di waktu berikutnya.
- Makan dengan benar sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yaitu menghabiskan makanan sampai dengan butiran terakhir karena bisa terjadi bahwa berkah makanan pada butir yang terakhir.
Marilah kita senantiasa berupaya untuk memanfaatkan karunia Allah dengan sebaik-baiknya, hidup dengan kesederhanaan, tidak bersikap boros sehingga terhindar dari perbuatan mubazir dan selalu dalam keberkahan. Semoga Allah memudahkan dan menetapkan hati kita dalam upaya menggapai ridhoNya.