Belajar Menjadi Sabar
Oleh : Muslimah ——
Makna sabar
Mari kita lihat arti dari kata “sabar”, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sabar adalah tahan dalam menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, dan tabah. Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu as-Shabru, yang berarti menahan diri dari keluh kesah.
Kalau melihat dari maknanya berarti orang yang sabar dalam menjalani kehidupan tidak boleh berkeluh kesah atau ngomel dalam bahasa Jawa. Misalnya ibu-ibu yang sering ngomel sendiri sambil mengerjakan pekerjaan rumahnya, meskipun pekerjaan itu tetap bisa selesai tetapi rasanya kurang berkah. Terkadang kita sampai berkata masak orang berkeluh kesah tidak boleh, atau curhat (curahan hati) misalnya yang dianggap bisa mengurangi tekanan dalam diri kita menjadi merasa ringan. Tetapi kita memang dianjurkan untuk berkeluh kesah kepada Allah SWT di tengah malam saat menghadap Nya dalam shalat malam. Dalam menjalan shalat malam itu adalah kesempatan bagi kita mencurahkan isi hati kita, memohon yang kita inginkan untuk keluarga kita di dunia dan akhirat, Insya Allah, Allah SWT akan mendengar permohonan kita. Jangan sampai kita berprasangka buruk kepada Allah SWT hanya karena permohonan kita belum dikabulkan, karena hanya Allah SWT yang tahu yang terbaik untuk kita.
Tidak ada suatu kebaikan ketika curhat ditujukan semata kepada Allah. Sebab hanya Allah SWT yang bisa menyimpan rahasia kita. Bandingkan jika kita curhat kepada teman atau siapapun, mungkin saat hubungan kita tidak baik curhatan kita bisa bocor atau disampaikan kepada orang lain. Akan tetapi bila curhat kepada Allah SWT, sudah jelas hanya Allah SWT yang akan memberikan jalan keluar untuk masalah kita.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155-156:
Artinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”
Sebagai umat manusia, kita tidak akan meningkat imannya jika tidak melewati ujian dari Allah SWT. Ibarat orang sekolah, agar bisa naik ke level yang di atasnya harus melewati pembelajaran dan ujian. Allah SWT juga akan memberikan pembelajaran dan ujian berupa cobaan dalam kehidupan sesuai dengan kemampuan umatnya. Ujian itu bisa berupa kesenangan atau kesusahan dan biasanya ujian yang berupa kesusahan lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT. Bahkan kadang kita menganggap kesenangan bukanlah ujian melainkan seperti rezeki, yang selalu dianggap ujian adalah apabila kita mendapatkan kesusahan dan tertimpa musibah.
Bahkan jika ada yang terkena musibah kecil kita jarang mengucapkan Inna lillaahi wa Innaa ilaihi raaji’uun. Ucapan tersebut lebih sering kita dengar saat kita mendengar ada yang tertimpa musibah besar seperti bencana dan ada orang yang meninggal dunia. Orang yang menerima cobaan berupa kesenangan dan rezeki berlimpah kadang juga tidak dengan mudah bisa melewatinya, karena kadang kesenangan atau kesuksesan bisa menjadikan orang sombong dan kadang salah dalam menafkahkan rezekinya, lupa jika dalam harta kita terdapat harta orang lain.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 153
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Misalkan kita diberi ujian sakit oleh Allah SWT. Kita pasti akan merasa sedih, tidak bersemangat, apalagi jika sakitnya parah yang untuk menuju kesembuhan membutuhkan waktu yang lama bahkan kadang yang disampaikan belum ada obatnya. Akan tetapi yang terpenting bagi kita adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT karena Allah SWT yang memberikan sakit dan Allah pulalah yang akan memberikan kesembuhan tentunya dengan memohon kesembuhan dan bersabar dalam menghadapinya serta ikhtiar. Sedangkan obat, dokter, terapi semua itu hanyalah perantara dari Allah SWT untuk menjadi jalan menuju kesembuhan. Jangan sampai kita mendewakan obat atau dokter, yang kita anggap karena itulah kita sembuh, karena yang bisa memberikan kesembuhan hanyalah Allah SWT semata.
Sabar dalam kehidupan sehari-hari
Kita bisa bersabar menerima cobaan dengan melihat kondisi d ilingkungan kita, baik di tempat kerja maupun di tempat kita tinggal, atau dengan melihat berita. Di mana ada tetangga atau teman kerja kita yang sakit atau kondisi kesehatannya tidak lebih baik dari kita, semua itu akan membuat kita lebih iklhas menerima cobaan dan bersabar. Sebagai orang yang beriman jika kita mendapatkan kesusahan atau cobaan dari Allah SWT sebaiknya berdoalah dengan sholat memohon keridhaan-Nya supaya digugurkan dosa-dosa kita dan bersabarlah karena Allah SWT bersama orang-orang yang sabar.
Mari kita lihat dari kehidupan sehari-hari sebagai contoh dalam menjalani kesabaran dan berserah diri kepada Allah SWT:
- Saat kita mendapat musibah sakit dari Allah SWT, kita menyalahkan orang lain atau diri kita sendiri, padahal hal tersebut terjadi pasti sudah seijin Allah SWT. Kita berusaha berobat kesana-kemari, mengkonsumsi ini dan itu sebagai upaya sehat dan kadang sampai terlupa untuk memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah SWT.
- Saat menghadapi anak-anak di rumah, kadang kita sering marah-marah, padahal anak adalah amanah dari Allah SWT, dan akan kita pertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Bahkan jika kita bisa amanah dalam mendidik anak-anak kita, Insyaallah kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
- Dalam menghadapi orang tua kita, yang semakin tua lebih membutuhkan perhatian dari kita tetapi kadang kita lebih sibuk dengan kehidupan rumah tangga, yang kadang tidak sempat memikirkan kebahagiaan orang tua kita.
- Hidup bertetangga yang kadang membuat kita merasa lebih dari orang lain, di situ setan akan sangat senang berada dipihak kita, karena sombong adalah hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT, kita bahkan harus bersabar jika mendapati tetangga yang membenci kita.
- Dengan pasangan kita, sabar dan pertolongan Allah SWT sangatlah kita butuhkan, karena setan sangat tidak senang dengan orang yang mengikuti sunnah Rasul yaitu menikah. Maka didalam rumah tangga kesabaran sangatlah penting, karena menikah adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda latar belakang, kepribadian, dan budaya. Begitu banyak kejadian yang berawal dari rumah bisa menghancurkan kehidupan orang lain.
- Shalat, ini juga begitu penting karena biasanya ada yang menjalankan ibadah shalat dengan terburu-buru dikarenakan hanya mempunyai sedikit waktu, padahal dalam menjalankan shalat kita harus sabar, tuma’ninah, jadi tidak perlu terburu-buru dalam menjalankan ibadah shalat karena dalam shalat kita kadang terpikirkan hal lain selain Allah SWT. Bagi orang yang bertaqwa kepada Allah waktu shalat adalah yang dinanti-nanti, karena waktu tersebut kesempatan untuk berhubungan dengan Allah SWT.
- Ini yang paling sulit, yaitu orang yang teraniaya atau terdholimi tetapi tetap bisa sabar. Karena biasanya orang akan melakukan balas dendam untuk menunjukkan keakuannya. Ini adalah hal yang tersulit untuk dijalani karena manusia mempunyai sifat memberontak dan balas dendam.
Dari beberapa contoh kejadian dalam kehidupan kita sehari-hari di atas dan masih banyak lagi yang lain akan dapat kita jadikan pelajaran untuk melatih kesabaran kita. Tinggal bagaimana niat kita untuk menjadi pribadi yang sabar dan berserah diri kepada Allah SWT. Sabar tidak ada batasnya dan belajar menjadi orang yang sabar pastilah tidak ada batasnya juga, jalannya sangatlah panjang yang harus kita lalui untuk menjadi orang yang sabar. Belajar menjadi orang yang sabar dimulai sejak kecil sampai remaja (yang masa ini sangat emosional dan sulit dikendalikan), kemudian sampai dewasa, bahwa sampai kita tua pun kadang belum bisa menjadi pribadi yang sabar. Tetapi dengan niat dan mencoba perilaku yang mencerminkan sifat sabar setidaknya melatih diri dan pikiran kita untuk menjadi orang yang bersabar.
Marilah kita bersama-sama belajar menjadi orang yang sabar, di manapun kita berada. Meskipun sangat sulit, tetapi dengan niat yang kuat Insya Allah akan bisa dengan sedikit demi sedikit dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan akan meluas ke lingkungan kita. Karena perilaku tidak sabar bisa merusak persatuan, kerukunan, bahkan bisa menghancurkan kehidupan. Semoga artikel singkat ini bisa menjadikan pelajaran bagi penulis dan pembaca yang akan belajar menjadi orang yang sabar dan mendapatkan ridha Allah SWT.