Berbakti pada Orangtua

Oleh : Widodo Hesti Purwantoro—

 

Ribuan kilo…, jalan yang kau tempuh…

Lewati rintang, demi aku anakmu…

Ibuku sayang, masih terus berjalan

Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah

Seperti udara, kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas… Ibuuu…. Ibuuu

Ingin ku dekap dan menangis di pangkuanmu..

Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu..

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku,

Dengan apa membalas..? ibu…. Ibu….

(Lirik lagu “Ibu” karya Iwan Fals)

 

Mengenali kasih sayang dan perjuangan orangtua

Ajaran Islam sangat mengistimewakan kedudukan orangtua bagi anaknya. Hal ini bukan tanpa sebab atau alasan. Keberadaan merekalah yang menjadi penyebab atau perantara seorang anak lahir bahkan tumbuh dengan baik di muka bumi ini dengan perjuangan dan pengorbanan yang sangat berat. Lirik lagu di atas setidaknya mampu menggambarkan betapa besar kasih saya seorang ibu sekaligus betapa berat perjuangan yang dilakukannya untuk anaknya.

Sejak di kandungan, orangtua kita atau tepatnya ibu kita sudah memperlakukan kita dengan penuh rasa kasih sayang. Pun demikian yang dilakukan oleh Ayah kita. Saat kita sedang berada dalam kandungan, Ayah akan sangat rela untuk bekerja keras guna mencukupi kebutuhan/nutrisi kita melalui asupan gizi yang diberikan melalui ibu kita. Dan saat kita semakin bertumbuh besar dan berat di dalam rahim, keduanya tak pernah menganggap kita sebagai beban. Bahkan mereka sangat menantikan kehadiran/kelahiran kita di muka bumi ini meski dibalut rasa cemas/takut apakah nanti akan mampu melahirkan kita dengan selamat. Pada posisi ini, sosok ayah dengan segala ketulusannya akan memanjatkan pujian dan doa khusus kehadirat Allah SWT agar ibu kita berhasil melahirkan kita dengan selamat dan kita pun lahir dengan sehat dan sempurna.

Saat kita terlahir selamat melalui perjuangan berat ibu kita yang mempertaruhkan nyawanya, maka dengan rasa penuh syukur dan kasih sayang kita akan diperkenalkan oleh sosok ayah kepada Dzat yang Maha Agung (Allah SWT) melalui lantunan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri. Hal ini pun bertujuan tidak lain agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan hidup tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat dengan mengingatkan kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.

Tidak hanya saat lahir, pada masa bayi dan pertumbuhanpun kita akan selalu mendapatkan limpahan kasih sayang dari orangtua kita. Mereka tak rela jika kita sakit. Mereka akan sekuat tenaga untuk mencukupi kebutuhan kita, menjaga kita, dan berusaha membuat kita senantiasa sehat, dan bahagia. Luar biasa kasih sayang yang mereka berikan kepada kita sebagai anaknya.

Kewajiban anak terhadap orangtua

Beratnya perjuaangan dan besarnya kasih sayang yang diberikan orangtua kepada kita sebagai anaknya, maka sudah seharusnya kita pun berkewajiban untuk memuliakan mereka, menyayangi  mereka, merawat dan mendoakan kebahagiaan mereka baik dunia maupun kebahagiaan di akhirat.

Bersyukurlah kita sebagai muslim karena agama kita memberikan panduan atau mengajarkan cara-cara terbaik untuk memperlakukan orangtua kita, baik cara bersikap, berbuat, dan berbakti kepada orangtua kita sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Isra Ayat 23- 24 .

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS Al-Isra Ayat 23) 

Dari ayat tersebut Allah memang memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada bapak-ibu kita, terutama di saat mereka sudah berusia lanjut. Bahkan di ayat tersebut dengan sangat jelas  kita dilarang berkeluh kesah, apalagi merasa kesal terhadap sesuatu yang kita lihat dari mereka. Kita diminta untuk memperdengarkan ucapan/kata-kata yang mulia, kata-kata yang lembut pada mereka. Bahkan kita dilarang untuk sekedar berkata “ah” yang bermakna keluhan/kejengkelan kepada orangtua kita, apalagi berbuat buruk pada mereka.

Sedangkan pada QS Al-Isra Ayat 24 menyatakan : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Sedang pada ayat tersebut, selain bersikap baik kita juga tak lupa mendoakan keduanya agar senantiasa memperoleh kasih sayang dari Allah SWT. Baik saat mereka masih hidup maupun saat mereka sudah meninggal.

Ayat lain yang memerintahkan kita untuk berbuat baik pada orangtua terdapat pada QS Al Luqman ayat 14-15.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (QS Al Luqman: 14)

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS Al Luqman: 15)

Pada QS: Al Luqman ayat 14 kita diperintahkan untuk berbakti pada orangtua, khususnya pada ibu kita yang sudah mengandung kita dengan kondisi yang semakin lemah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan ibu kita. Dan kemudian menyusui kita hingga lebih kurang 2 th untuk kemudian menyapih kita.

Namun demikian, sesayang dan seberbakti apapun kita pada orangtua, Allah tetap mengingatkan kita untuk tidak mengikuti perintah kedua orangtua kita yang memaksa kita untuk melakukan perbuatan yang menyekutukan Allah SWT meski  tetap kita diminta mempergauli, merawat dan  berbuat baik pada keduanya.

Keutamaan berbuat baik/memuliakan orangtua

Jika Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik atau memuliakan kedua orangtua kita, tentu ada balasan atau setidaknya ada keutamaan yang akan Allah SWT berikan kepada kita. Apa balasan atau keutamaan itu? Berikut beberapa keutamaan atau balasan yang akan Allah SWT berikan kepada kita, yaitu:

  1. Akan memperoleh pahala yang besar.

Pahala yang besar akan kita dapatkan saat kita berbakti atau memuliakan orangtua. Bahkan besarnya pahala berbakti pada orangtua ini tidak kalah besar dengan pahala jihad/berperang di jalan Allah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh HR. Al-Bukhari dan Muslim;

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berjihad, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya. “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih.” Beliau pun bersabda “Maka pada keduanya, hendaklah engkau berjihad (berbakti).”

  1. Mempercepat terkabulnya doa dan menghindarkan kita dari murka Allah SWT.

Terkabulnya doa kita akan berkait erat dengan ridho/doa orangtua. Saat orangtua ridho dan atau mendoakan kita, maka Allah SWT pun ridho terhadap doa tersebut.  Dan sebaliknya, saat orangtua kita murka atau marah kepada kita, maka sebenarnya Allah pun murka kepada kita.

Dalam hadits disebutkan  “Dari Abdullah bin Amr radliallahu `anhuma dari Nabi shallallaahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Ridho Allah terdapat pada ridho orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua.” (HR. Tirmidzi).

  1. Selain itu, bakti kepada orangtua juga merupakan salah satu kunci meraih surga Allah SWT melalui ridho Allah yang dititipkan pada orangtua kita.

Implementasi berbakti pada orangtua

Setelah kita mengetahui ayat-ayat Al Quran maupun hadits terkait perintah untuk memuliakan atau berbakti kepada orangtua, bagaimana penerapan bakti tersebut dalam kehidupan sehari-hari?

Ada beberapa perbuatan yang dapat kita lakukan sebagai bentuk bakti kita kepada orangtua di kehidupan sehari-hari. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mendoakan

Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT dan rasa sayang kita kepada kedua orangtua, sudah semestinya jika kita senantiasa membalas kasih sayang mereka dengan mendoakan keduanya. Mendoakan agar keduanya senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan dan kebahagiaan lahir dan batin. Mendoakan agar Allah SWT menyayangi mereka seperti halnya saat mereka menyayangi kita selagi kita kecil. Mendoakan mereka agar diampuni kesalahannya selama menjalankan peran sebagai hambaNya, selama mengemban amanah sebagai orangtua dan menerima setiap amal ibadah mereka. Mari kita jadikan kebiasaan mendoakan orangtua sebagai gaya hidup.

  1. Membantu meringankan beban mereka (pekerjaan mereka)

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan juga sebagai bentuk kasih sayang kita, sudah semestinya sebagai anak membantu meringankan beban orangtua kita. Banyak pekerjaan orangtua yang bisa kita bantu. Misalnya orangtua kita seorang petani, maka sebagai anak kita bisa membantu mencangkul di sawah atau membantu melakukan pemupukan tanaman.

  1. Berbagi rezeki dengan mereka.

Saat kita sudah mampu secara finansial (mandiri), sudah semestinya juga kita berbagi rezeki dengan orangtua. Berapapun rezeki yg kita dapatkan atau miliki, berusahalah untuk berbagi dengan mereka. Semampu kita. Syukur kita bisa mencukupi semua kebutuhan orangtua. Yakinlah jika kita berbagi dengan orangtua, maka sebenarnya kita sedang bertransaksi dengan Allah SWT. Dan saat kita bertransaksi (kebaikan) dengan Allah SWT, maka yakinlah kita tidak akan pernah merugi. Bahkan Allah akan melipatgandakan dengan rezeki yang lebih besar dan pernuh berkah.

  1. Jangan pernah menyakiti (fisik/hati) keduanya.

Selagi kedua orangtua belum meghadapNya, sudah kewajiban kita untuk menjaganya, mengusahakan kebahagiaannya dan bukan menyakitinya. Menjaga fisik, menjaga hatinya. Bahkan jangan pernah kita membentak meskipun dengan bentakan halus berupa ucah “ah” sebagai bentuk kekesalan/protes kita terhadap orangtua.

Konsekuensi saat tidak berbakti.

Lantas, bagaimana jika kita tidak berbakti pada kedua orangtua kita? Adakah konsekuensi yang akan kita terima? Jawabannya adalah pasti ada!

Dalam hadits Rasulullah mengingatkan kerugian bagi mereka yang tidak berbakti kepada orang tua selagi mereka hidup. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)

Hadits tersebut mengisyaratkan dengan tegas bahwa anak yang tidak peduli atau tidak berbakti pada orangtua (khususnya saat orangtua sudah lanjut usia), bisa menjadi penyebab celaka yang diisyaratkan sebagai kondisi tidak bisa menikmati/masuk surganya Allah SWT.

Semoga Allah senantiasa memberikan kemampuan (lahir dan batin) kepada kita untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya termasuk diberi kemampuan untuk berbakti dan atau mbaktikan diri kita pada kedua orangtua kita. Amiin

Bilahitaufiq Wal hidayah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

 

Referensi:

https://tafsirweb.com/4627-surat-al-isra-ayat-23.html

https://tafsirweb.com/37697-surat-al-isra-ayat-23-24.html

https://www.republika.co.id/berita/qvd72c366/8-ayat-dan-hadits-pentingnya-berbakti-pada-orang-tua