Jarimu Harimaumu: Seni Menjadi Netizen yang Baik
Hoaks merupakan informasi salah yang dibuat untuk dianggap menjadi suatu benar. Hoaks begitu powerful bukan karena manusia bodoh, tapi karena dasarnya otak kita nggak mau mikir kelamaan. Ketika manusia mendapatkan informasi baru, otak kita tidak selalu langsung berbikir logis dan mengevaluasinya. Seringnya, kita mengambil keputusan instan berdasarkan bagaimana informasi tersebut “nyambung” dengan keadaan terkini di sekeliling kita. Demikian disampaikan oleh Lathifa Al Anshori pada kegiatan webinar media komunikasi dan informasi bertema “Jarimu Harimaumu: Seni Menjadi Netizen yang Baik” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMAPSI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Univrsitas Islam Indonesia (UII), 5 Desember 2021.
Lebih jauh sosok yang saat ini sedang mengemban amanah sebagai Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika RI Bidang Isu Intoleransi & Radikalisme tersebut mengajak peserta untuk lebih berhati-hati dengan berita hoaks. Masyarakat dihimbau untuk melakukan pengecekan berita melalui situs resmi yang disediakan pemerintah, yakni : https://s.id/cekhoakskominfo.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari berita hoaks menurutnya adalah berhat-hati dengan judul berita yang provokatif, mencermati situsnya, memperhatikan detil tulisan dan visual, bergabung dengan group anti hoaks. Lathifa Al Anshori juga menjelaskan terkait kemerdekaan berpendapat & garansi konstitusi, serta perbedaan antara pendapat-kritik-penghinaan.
Selain Lathifa Al Anshori, panitia juga menghadirkan Benazio Rizki Putra (Benakribo) dengan materinya yang berjudul How Social Media Change The Way We Live dan Lifthya Ahadiati Akmala, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai pemateri Be a smart netizen.