Dua Nikmat yang Terlupakan
Oleh: Farhan Al Farizi, S.Psi.—-
Tidak menghargaI betapa berharganya waktu luang, merupakan pangkal permasalahan ummat islam saat ini. Betapa banyak dari kita yang terjerumus ke dalam perbuatan yang sia-sia, yang tidak mendatangkan keuntungan bagi penghidupan di dunia dan tidak juga mendatang manfaat di kehidupan akhirat.
Nabi salallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan bahwa :
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Dua kenikmatan ini seringkali dilalaikan oleh manusia, banyak hal yang dikerjakan manusia tidak berguna bagi kehidupannya di dunia dan di akhirat. Beberapa disibukkan dengan media sosial, sementara yang lainnya disibukkan dengan game yang menghabiskan banyak sekali waktu yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Belum lagi ketika kita berkecimpung pada hobi yang tidak jarang hanya membawa kesenangan sementara, yang lebih banyak membawa mudhorat.
Perlu kita ketahui, waktu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang manusia khususnya seorang muslim. Bahkan secara umum Allah seringkali bersumpah atas nama waktu, walaupun secara khusus ada waktu-waktu tertentu. Misalnya waktu dhuha, waktu ashar, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa waktu merupakan hal sangat berharga dalam sebuah realitas kehidupan. Menjadi tugas bagi kita semua untuk mengetahui betapa pentingnya waktu yang sedang kita jalani, karena waktu bagai pisau bermata dua. Jika kita tidak memanfaatkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka waktu kita akan terhabiskan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan bisa membawa mudhorat. Sayangnya banyak di antara kita tidak mengerti akan hal itu dan bahkan terlena dengan hal-hal yang “diperbolehkan/ mubah” namun tidak bermanfaat serta memudahkan kita pada yaumul hisab. Jika boleh saya golongkan maka orang-orang seperti ini belum mengerti betapa berharganya waktu yang Allah berikan.
Selesai membaca ayat-ayat qouliyah yang Allah berikan, maka kita beralih ke ayat-ayat kauniyah yang Allah bentangkan di depan mata kita setahun terakhir ini. Jika berkaca pada keadaan sekarang serta mengambil pelajaran pada apa yang terjadi, bukankah akan lebih mudah untuk menghargai waktu yang Allah berikan? Allah jadikan covid-19 sebagai ujian dan nasihat. Ujian bagi orang yang beriman akankah dia bersabar dan bersyukur atas segala apa yang menimpanya. Lalu nasihat bagi mereka yang masih hidup dalam kesia-siaan dan dosa.
Seringkali kita mendengar kabar duka dari toa-toa masjid di sekitar rumah. Spontan kita kaget dan mengucapkan istirja’. Setelah itu mungkin akan muncul ucapan,”gak nyangka ya, rasanya baru kemarin sholat jama’ah bareng”, atau “kayanya kemarin lihat beliau masih ada tuh main sama anaknya di halaman masjid tetapi sekarang sudah meninggal”. Iya, memang begitulah maut yang datangnya selalu tiba-tiba. Tak mengenal waktu dan tempat. Kita tidak bisa memilih waktunya kapan, tempatnya dimana dan dengan cara apa maut menjemput kita. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan keadaan diri kita agar sewaktu malaikat maut datang, kita sedang dalam keadaan yang terbaik.
Akhir-akhir ini juga banyak terjadi bencana alam, wabah dan kabar duka lainnya yang pada hakikatnya menjadi ujian atau adzab bagi kita. Menjadi ujian bagi orang yang beriman, apakah dia teguh dengan keimannnya dan menjadi adzab bagi orang yang lalai akan nikmat yang Allah berikan.
Selain tidak mengerti betapa berharganya waktu, hal lain yang juga menjadi penyebab manusia sering melalaikan waktu luang adalah salah memilih panutan dalam menjalani kehidupan. Sebagai umat islam sudah sepantasnya kita memilih Rasulullah SAW sebagai panutan dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur hingga tidur lagi seharusnya sudah menjadi contoh yang komplit untuk kita teladani. Sehingga segala apa yang kita lakukan akan bernilai ibadah yang maksimal di sisi Allah jika mengikuti apa yang Nabi SAW contohkan.
Ada kurang lebih 5 cara yang penulis ingin bagikan kepada pembaca semua agar waktu kita tidak terbuang sia-sia :
- Membaca Buku
Membaca buku bisa kita samakan dengan menuntut ilmu jika yang dibaca bukan komik atau novel yang tidak mengikutsertakan proses kerja kognitif yang berat. Dalam sebuah hadits juga disampaikan bahwa kita memiliki kewajiban menuntut ilmu sebagai seorang muslim. Maka membacalah.
- Uninstall aplikasi yang tidak begitu penting. Misal : Instagram, facebook, line dan lain sebagainya.
Aplikasi di atas bisa jadi menghabiskan banyak sekali waktu kita dalam sehari, jadi saran penulis jika memang tidak ada kepentingan yang khusus dan mendesak dengan aplikasi tersebut maka sebaiknya dihapus saja dan jika ingin mengakses sesekali bisa menggunakan web browser.
- Jangan memegang handphone jika tidak sedang pada jam kerja.
Hal ini menjadi penting karena jika sudah tidak ada kerjaan dan masih memegang handphone maka ada-ada saja hal yang akan kita kerjakan walaupun itu tidak penting dan mendesak.
- Jangan sering menonton TV atau bahkan bagus jika di rumah tidak mempunyai TV.
Sejak waktu yang lama, TV sudah banyak menghiasi rumah-rumah kaum muslimin. Namun, hal ini membawa pengaruh buruk karena sangat mudah sekali membuat orang lalai akan waktunya yang bermanfaat dengan menghabiskan waktu berjam-jam didepan TV dan pada akhirnya anak-anak menjadikan aktor/aktris yang mereka lihat sebagai panutan sehingga terkikislah peran Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang baik bagi kaum muslimin.
- Perbanyak waktu untuk bermain dengan keluarga.
Waktu bermain dengan keluarga merupakan hal-hal yang didambakan setiap orang. Usahakan ketika berkumpul dengan keluarga seluruh gadget disimpan dan TV dimatikan. Banyak hal yang bisa dilakukan ketika berkumpul dengan keluarga. Bercerita tentang kegiatan sehari-hari atau murojaah hafalan Quran misalnya. Ini dapat menjadikan waktu kita sangat bermanfaat dan semakin melekatkan hubungan antar anggota keluarga.
Sahabat-sahabat pembaca sekalian, banyak sekali hal yang bisa kita lakukan ketika masih Allah berikan waktu luang dan nikmat kesehatan, maka jangan pernah kita sia-siakan nikmat tersebut dengan kegiatan yang tidak bermanfaat. Beberapa contoh di atas bukanlah batasan, namun hanya sebagian sangat kecil contoh yang penulis berikan. Karena waktu yang Allah berikan akan kita pertanggung jawabkan sendiri-sendiri dan tidak dapat diwakilkan, sekalipun orang tua kepada anak atau anak kepada orang tuanya.
Ibnul Jauzi dalam karyanya yang berjudul Shaidul Khatir mengatakan bahwa “Dunia ini adalah ladang beramal dan di akhirat nanti kita tinggal menuai hasilnya. Dunia adalah tempat menjajakan barang dagangan diakhirat adalah tempat mengambil keuntungan. Barangsiapa yang memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang untuk ketaatan maka dialah orang yang berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa yang memanfaatkan keduanya untuk bermaksiat maka dialah orang yang benar-benar tertipu. Sesudah waktu luang maka akan datang waktu yang penuh kesibukan. Begitu juga setelah sehat maka akan datang kondisi sakit yang tidak menyenangkan.”
Terakhir yang ingin saya sampaikan sebagai nasihat untuk saya dan kita semua. Jika seseorang sadar bahwa kematian akan memotong seluruh amal dan usahanya, dia akan senantiasa melakukan amal soleh semasa hidupnya demi mendapatkan ganjaran di akhirat. Mewakafkan tanahnya, menghabiskan waktunya untuk belajar, menjalin silaturahmi, membantu saudara-saudaranya yang kesusahan dan berbagai macam amal soleh lainnya. Dengan ini dia berharap bahwa Allah ridho dengan yang dilakukannya. Sehingga waktu-waktunya dihabiskan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.
Terakhir Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
“Di antara baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat (tidak penting) bagi dirinya.” Hadits hasan, diriwayatkan Imam At Tirmidzi.
Semoga kita semua menjadi orang-orang yang pandai memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang serta Allah hindarkan dari ke sia-siaan di dunia dan akhirat. Yuk taubat, kematian semakin dekat, mari gunakan waktu untuk bekal di akhirat.