Menjadikan Islam sebagai Pusat Pengembangan Diri
Buku pengembangan diri yang saat ini beredar, sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan jaman ini. Banyak lubang besar yang belum bisa memenuhi kebutuhan kita. Secara umum, buku-buku pengembangan diri memang diperuntukan untuk membantu orang agar sukses dalam karirnya. Tetapi kemudian orang sukses itu menderita. Kalau baca buku pengembangan diri, ada masalah2 peradaban, sosial, kehidupan yang tidak dibahas di sana. Malah mencetak orang2 egois, tidak peduli dengan lingkungannya/tidak kontributif pada lingkungannya.
Demikian diungkapkan oleh Ust. Nopriadi Hermani, Ph.D. pada kegiatan pengajian rutin bulanan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 18 Desember 2020.
Lebih jauh Dosen Teknik Fisika UGM yang juga konsen terhadap dunia parenting tersebut menegaskan bahwasannya pusat dari pengembangan diri itu ada pada ajaran agama Islam. Oleh karena itu, pemilik hobi membaca buku-buku pengembangan diri dan juga psikologi sejak awal kuliah ini pun akhirnya menulis sebuah buku pengembangan diri berjudul The Model yang bersumber pada ajaran Al Quran dan memiliki konsep tuning dan modeling.
“Di dunia kecerdasan mesin buatan (robot), dikenal model matematika (rahasia kecerdasan robot). Pada manusia dikenal dengan model diri. Model diri inilah yang merupakan rahasia kecerdasan manusia,” ungkapnya.
Lantas, bagaimana menyetel model diri?
Menurutnya banyak sekali cara untuk menyetel model diri. Namun demikian, beliau lebih memilih untuk menyederhanakannya. “Kalau kita menguasai cara2 menyetel diri, kita bisa jadi apa saja. Makanya jika orangtua menguasa tuning diri, maka bisa menjadikan anak menjadi apa?”, imbuhnya.
Beliupun menegaskan bahsa sosok yang paling sukses dalam pengembangan diri ternyata tak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya berhasil mengembangkan dirinya, beliau juga mengembangkan tokoh2 besar dunia.
Beliau juga menambahkan bahwasannya kunci keberhasilan hidup manusia sudah terumuskan dalam QS: An-Nahl:97 yang artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”