MGBK 2020 ; Berdamai Lalu Menuai
“Bapak dan Ibu Guru, mari kita bangun kembali niat dan semangat kita! Yakinlah bahwasannya kita adalah orang-orang yang dipilih Allah Swt. sebagai orangtua dan mentor bagi anak didik kita.” Demikian ajakan Hj. Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi.. M.Si., Psikolog pada kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) se-Indonesia yang difasilitasi oleh Tim Marketing and Communication (MARCOM) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu, 18 Oktober 2020. Kegiatan bertema “Berdamai Lalu Menuai ; Menerima Diri Sendiri sebagai Langkah Awal untuk Meraih Kesuksesan” yang diikuti tak kurang dari 490 guru BK se-Indonesia tersebut dibuka secara langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog.
Dalam sambutannya, Dekan mengingatkan betapa berat beban yang diemban oleh para Guru (khususnya Guru BK) terkait dengan perubahan kondisi atau kebiasaan yang cukup sulit bagi para siswa maupun guru akibat pandemi selama 8 bulan terakhir. Namun demikian, Dekan juga mengapresiasi atas usaha-usaha maksimal yang dilakukan para guru di masa pandemi.
Sedangkan Ratna Syifa’a Rachmahana dalam paparan sesi pertama menyampaikan materi efektivitas peran guru (BK) dalam mendampingi murid SMA. Pada paparan ini, sosok yang akrab disapa Bu Ratna ini mengawali materinya dengan membahas role model seorang guru bagi para siswa. Guru yang lebih banyak berperan sebagai mentor/coach hendaknya senantiasa mau refleksi diri, introspeksi diri, memahami kemampuan maupun kelemahan yang dimilikinya, senantiasa berusaha meningkatkan kompetensi, selalu memotivasi melalui nilai, mimpi dan aspirasi siswa serta mau menerima kritik tanpah harus membela diri.
Seorang guru BK hendaknya bisa membangun hubungan baik yang diawali dengan kemauan untuk bisa memahami siswa, membangun kedekatan, kepercayaan dan keterbukaan dengan siswa, menunjukkan kesungguhan dalam menjaga kerahasian siswa, dan juga bisa memberikan dukungan maupun apresiasi tanpa syarat atas keunikan masing-masing siswa. Dalam hal komunikasi, guru BK dituntut mampu mendengarkan lebih banyak daripada berbicara, memiliki empati, humoris dan juga mau memberikan umpan balik baik positif maupun negatif.
Pada sesi 2 bu Ratna menyampaikan materi terkait strategi mengajak siswa berproses sukses. Pada materi ini guru BK diharapkan bisa mengajak siswa untuk mengenali diri sendiri dengan lebih baik, baik itu potensi/kelebihan ataupun kekurangan diri yang kemudian bisa dilakukan sebuah evaluasi. Ajak siswa untuk memikirkan cita-cita dan cara meraihnya termasuk cara mengetahui dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk meraih cita-cita tersebut. Siswa juga dibimbing untuk memiliki nilai dan sikap yang baik, mampu membuat rencana2 alternatif jika rencana utama mengalami hambatan beserta segenap konsekuensi/rintangannya. Sisiwa pun diajarkan untuk bisa menyusun skala prioritas, membuat rencana jangka panjang, serta mampu membedakan aktivitas penting dan genting.
“Kata kuncinya adalah bukan memprioritaskan jadwal, tapi menjadwalkan prioritas,” ungkapnya. Beliau pun mengajak para Guru BK untuk menghadapi setiap permasalahan dengan tetap mengedepankan rasa syukur, sabar dan ikhlas agar para siswa mampu menata diri demi masa depannya.
“In sya Allah apabila kita menghadapi segala sesuatu dengan kesabaran dan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah Swt. maka tiada sesal atas apa yang telah kita lakukan,” pungkasnya.