Bagaimana Menyikapi Masalah

Oleh : Hartiwi ———

Manusia selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial, di mana ia akan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentunya tidak lepas dari berbagai permasalahan.

Masalah yang timbul pada manusia sebagai makhluk individu adalah masalah yang bersumber dari diri sendiri seperti rasa sakit hati, kecewa, merasa tidak mampu, dan rasa yang tidak mengenakkan lainnya.

Setiap manusia pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupannya, baik masalah berat maupun ringan. Berat ringan masalah sangat tergantung pada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Bisa saja masalah ringan akan terasa berat jika kita salah dalam menyikapi masalah tersebut dan begitu pula sebaliknya akan terasa ringan dalam menghadapi masalah berat jika kita tepat dalam menyikapi masalah tersebut.

Kita ketahui bersama bahwa manusia akan dihadapkan pada suatu masalah sebagai ujian hidup di dunia ini, sebagaimana firman Allah QS. 3 : 186 sebagai berikut:

 

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ

وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Artinya : Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

Berdasarkan firman Allah di atas, kita harus berusaha untuk menghadapi masalah tersebut. Mungkin beberapa hal di bawah ini dapat kita lakukan untuk meringankan atau mengatasi masalah yang kita alami, yaitu dengan:

  1. Mengingat bahwa pada hakikatnya yang memberi masalah adalah Allah SWT. Dengan mengingat hal ini kita tidak akan menyalahkan orang lain karena segala sesuatu sebaiknya kita kembalikan kepada Allah SWT.
  2. Dengan mengingat yang memberi masalah Allah, mari kita pahami bahwa tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah kecuali Allah SWT sehingga janganlah kita mengandalkan apapun dan siapapun untuk menyelesaikan masalah. Pada kehidupan masyarakat sekarang ini ada sebagian orang mengandalkan kekuasaan, keahlian, harta dan sebagainya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga lupa bahwa segala sesuatu itu berada di bawah kekuasaan Allah SWT.
  3. Mengikuti aturan dan cara Allah SWT dalam menyelesaikan masalah. Kita harus selalu optimis bahwa dengan kita bersabar, berdoa dan berikhtiar akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, karena Allah memberikan masalah sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al Baqarah:45

نالْخَاشِعِيعَلَىإِلَّالَكَبِيرَةٌوَإِنَّهَاوَالصَّلَاةِبِالصَّبْرِوَاسْتَعِينُوا

Yang artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

Cara Allah SWT menolong kita dalam menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi, bisa melalui orang-orang di sekitar kita dengan mengirimkan orang tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi. Bisa juga Allah SWT memberikan pemahaman pada kita untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Tugas kita adalah jangan pernah berputus asa dalam berdoa, berusaha dan menyerahkan semua pada Allah SWT.

  1. Selalu mengingat bahwa Allah SWT memberikan masalah selalu diiringi dengan penyelesaian/kemudahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Al Insyirah: 5-6

سْرًالْعُسْرِمَعَإِنَّايُسْرًاالْعُسْرِمَعَفَإِنَّ

Yang artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama dengan kesusahan dan kesempitan itu terdapat kemudahan dan kelapangan.

  1. Selalu berprasangka baik walaupun tidak sesuai/cocok dengan keinginan kita. Karena belum tentu sesuatu yang tidak cocok dengan kita adalah hal yang buruk bagi kita tetapi bisa jadi justru sebaliknyaitu adalah takdir terbaik bagikitasepertifirman Allah dalam QS Al Baqarah: 216 yang berbunyi :

ۖ لَكُمْخَيْرٌوَهُوَشَيْئًاتَكْرَهُواأَنْوَعَسَىٰ

عْلَمُونَلَاوَأَنْتُمْيَعْلَمُوَاللَّهُ ۗلَكُمْشَرٌّوَهُوَشَيْئًاتُحِبُّواأَنْوَعَسَىٰ

Yang artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Di sini kita harus belajar menerima hal yang tidak cocok karena barangkali hal ini yang akan membawa kita kepada takdir terbaik kita.

  1. Apabila sudah terjadi kita harus ridha. Harus selalu belajar dan berlatih berlapang dada menerima setiap episode yang ditakdirkan untuk kita karena selalu ada hikmah dibalik episode tersebut.

Semoga dengan beberapa usaha ini akan membantu meringankan menyelesaikan permasalahan yang ada. Aamiin.