HI Kembali selenggarakan Diplomatic Course

“Negosiasi merupakan seni untuk mencapai kesepakatan dengan cara mencari solusi kreatif atas berbagai kemugnkinan. Negosiasi penting karena permasalahan saat ini semakin komplek. Negosiasi itu tidak semata-mata untuk mencapai kepentingan kita tapi juga memahami kepentingan orang/pihak lain. Kita tidak memperjuangkan kepentingan satu pihak. Kita lebih mencari win-win solution”. Demikian diungkapkan oleh Kasubdit Kerjasama Forum, Lembaga Regional dan Entitas ASEAN, Direktorat Kerjasama Politik Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, Andri P. Nugroho pada kegiatan Diplomatic Course yang diselenggarakan oleh Prodi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat, 8 November 2019 di Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan UII). Kegiatan dibuka secara langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog.

Lebih jauh Andri P. Nugroho menerangjelaskan tentang peran atau fungsi negosiasi sebagai diversifikasi kerjasama, negosiasi sebagai cara berebut pengauh dan negosiasi dalam rangka memenuhi kebutuhan. Negosiasi sendiri terbagi pada beberap orientasi, yakni negosiasi yang berorientasi pada proses negosiasi, negosiasi yang open ended (terus menerus tanpa menemui kesepakatan, seperti halnya urusan perbatasan), negosiasi yang berorientasi pada hasil (result oriented) dan negosiasi yang sangat emergency atau  time limited seperti halnya menyangkut persoanalan TKW yang sedang menghadapi masalah di luar negeri.  

Dalam kesempatan tersebut Andri P. Nugroho juga mengenalkan istilah BATNA (Best Alternative To A Negotiated Agreement) dan juga ZOPA (Zone of Possible Agreement). “Batna merupakan batas-batas yang kita tentukan sendiri untuk capaian negosiasi kita (menentukan batas atas & batas bawah). Sedangkan penerapan ZOPA lebih dikarenakan terkadang saat kita negosiasi, kita tidak tahu kekuatan kita berapa? Seringbkali kadang kita tidak tahu apa yang kita inginkan.  Kalau tidak tahu, kita bisa hanyut/terpengaruh pada kepentingan orang lain. Dalam negosiasi kadang kitas tidak menemukan win-win solution”,  tambahnya.

Dalam kegiatan ini peserta diajak untuk simulasi negosiasi sederhana dengan peran sebagai penjual dan pembeli mobil. Kegiatan diakhiri dengan simulasi sidang ASEAN