Psikologi Gelar Workshop Psychological First AID

Kesiapan diri relawan (mental-spiritual) sebelum terjun ataupun diterjunkan ke daerah terdampak bencana dan masih berpotensi terjadi bencana (baca: rawan bencana) baik yang disebabkan oleh alam (bencana alam)  maupun musibah/bencana kemanusiaan lainnya menjadi poin penting yang disampaikan  oleh Walid Jumlad, S.Psi., M.Psi., Psikolog pada workshop Psychological First AID yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), dan dibuka langsung oleh Dekan FPSB UII, Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si.,M.Ag., Psikolog pada Sabtu, 11 Agustus 2018 di FPSB UII.

Selain itu, Walid menambahkan juga bahwa jalinan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang sudah terlebih dahulu melakukan penanganan di daerah bencana sangatlah perlu. Hal ini untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pengelolaan bantuan bencana.

“Hal terakhir yang menjadi fokus penanganan disana juga harus memperhatikan fase-fase penanganan bencana yang ditetapkan oleh pemerintah seperti fase tanggap darurat, fase rehabilitasi dan fase rekonstruksi. Saat ini masih dalam fase tanggap darurat dimana penanganan bencana lebih mengedepankan bantuan-bantuan primer seperti pangan dan obat-obatan, membuat shelter-shelter pengungsian yang mumpuni sehingga masyarakat terdampak dapat merasa aman dan selamat dari ancaman gempa susulan”, ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, pelatihan dibagi dalam 3 sesi, yakni sesi pertama berupa materi Pengenalan Manajemen Penanggulangan Bencana dan Persiapan Diri Relawan di wilayah Bencana, sesi kedua dengan materi Penanganan Psychological First Aid dan Psikososial Support Program serta sesi ketiga yang membahas mengenai Brief Therapy, Teknik Relaksasi Nafas dan Art Therapy for Children Drawing.

Dalam kesempatan tersebut para peserta juga diajak untuk berkomunikasi langsung melalui HP dengan salah satu alumni psikologi asal lombok yang memang sedang berada di Lombok.