MAPPRO Kaji Resilience and Posttraumatic Growth

Resilience and Posttraumatic Growth atau Ketahanan dan Kebangkitan Pasca Trauma. Demikian tema workshop yang disampaikan oleh Prof. Dr. rer.nat. habil. Marcus Stueck, Rabu, 2 Maret 2016 di R. Kuliah Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII).

Selain menyampaikan konsep teoritis tentang resiliensi, Prof. Marcus Stuek juga banyak menyampaikan teknik-teknik atau intervensi yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan hormon-hormon tubuh dalam rangka meningkatkan dopamine, seperti terapi yoga, bernyanyi, menari, melukis ataupun bermain menggunakan media lainnya (pasir, dll). Dengan meningkatnya dopamine tersebut maka seseorang akan menjadi lebih relaks/tenang dan bahagia. Kondisi itulah yang bisa meningkatkan resiliensi seseorang (korban bencana, kekerasan).

Prof. Markus Stueck dalam kesempatan tersebut juga memaparkan hasil risetnya mengenai proses resiliensi yang terjadi pada seseorang dalam kondisi ekstrem, misalnya saat berminggu-minggu mendaki gunung.  Bahkan, pernah kerjasama dengan International Aeronautics Association untuk melihat kondisi psikologis astronot saat simulasi di bumi yang juga pada kondisi ekstrem.

“Topik yang menarik, terlebih beliau menjelaskan  penelitiannya tentang bagaimana tubuh kita khususnya kulit kita memberikan tanda tanda seseorang mngalami hypersensybility dan kita juga tahu bagaimana intervensi yang kiranya mampu diberikan untuk orang yang pernah mngalami trauma karena bencana”, ungkap salah satu peserta workshop, Mumtaz Afridah, S.Psi.