Menelisik Kelas Menengah di Kota-kota Menengah
Meski jaman dulu masyarakat kelas menengah di negara kita tidak begitu berpengaruh (baca: masih diaggap sedikit dan disamakan dengan kelas elit nasional) pada tananan pemerintahan/kekuasaan, maka sejak 1998 (reformasi) masyarakat kelas menengah ini ditengarai memiliki peran sangat besar terhadap tatanan pemerintahan ataupun dalam ranah kekuasaan/politik. Bahkan pengikat Indonesia bukanlah kota besar, bukan puncak kekuasaan, bukan elit nasional, tetapi kelas menengah di kota provinsi. Bahkan pada tahun 0212 terdapat pertumbuhan kelas menengah baru hingga mencapai 45 % (sebelumnya adalah 25 % pada tahun 1999 dan 43% tahun 2003). Masyarakat kelas menengah di kota-kota menengah (baca: provinci) ini yang akan sangat berpengaruh pada pemerintahan (baca: Indonesia).
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Gerry van Klinken pada acara kuliah umum bertema ‘Menelisik Kelas Menengah di Kota Menengah’ yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis, 25 Februari 2016 bertempat di R. Auditorium Perpustakaan Pusat UII (Moh. Hatta).
Prof. Gerry menambah bahwa untuk mempelajari pengaruh masyarakat kelas menengah tidak bisa hanya menggunakan statistik maupun berdasarkan barang konsumsi, akan tetapi harus dengan pengamatan secara langsung (termasuk perilaku politiknya).