Dosen Komunikasi Menjadi Keynote Speaker di International Conference on Social Sciences, Humanities, And Sports Science, Bali.

BALI(UIINews). “Lanang Tenan: Becoming Javanese Real Men in Indonesia.” Demikian judul paper yang telah menjadikan salah satu staf pengajar/dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) Sumekar Tanjung, S.Sos., MA terpilih sebagai keynote speaker pada gelaran International Conference on Social Sciences, Humanities, and Sports Science yang diselenggarakan di Hotel Ibis Kuta-Bali, 2-3 Februari 2016 M/23-24 Rabi’ul Akhir 1437 H.

Selain sebagai keynote, oleh pihak ICEHM (International Conference on Economics, Humanities, and Management) selaku penyelenggara kegiatan juga meminta Sumekar Tanjung untuk menjadi session chair pada sesi presentasi topik e-governance, law, and education.

 

“Penelitian mengenai isu feminisme sudah terlalu banyak. Sementara itu, isu maskulinitas jarang dilakukan. Referensi mengenai isu maskulinitas dalam ranah lokal sangat sulit. Kalaupun ada, biasanya terbatas pada isu maskulinitas global yang condong ke ranah Barat. Ini menjadi tantangan sekaligus pendorong untuk meneliti masalah maskulinitas, khususnya pada ranah lokal, yakni maskulinitas di Jawa. Ini merupakan hasil riset saya selama enam bulan di Gunung Kidul, Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Penelitian ini menguraikan persepsi 28 laki-laki di Yogyakarta dalam hal menjadi laki-laki Jawa yang sejati, mulai dari posisinya dalam masyarakat, peran dan tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan relasinya terhadap negara. Berbagai faktor sosial budaya khususnya pola pengasuhan dalam keluarga dan penafsiran ajaran agama, merupakan pilar utama pembentukan konsep diri yang maskulin. Prinsip hidup seorang laki-laki Jawa yang tatag, tangguh, tunggon, tak urung menimbulkan konflik batin pada diri laki-laki, yakni diri yang ideal dan diri yang aktual. Ini merupakan salah satu faktor yang kemudian memicu konflik dalam keluarga”, ungkapnya.

Dalam speech yang disampaikan  di hadapan para akademisi, dan juga mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam kajian business, economic development, e-governance, hukum, dan pendidikan dari 11 negara terdaftar, Sumekar Tanjung menegaskan  bahwa isu maskulinitas hanyalah bentukan sosial budaya terhadap laki-laki. Meski Jawa merupakan etnis yang paling dominan dan tertua di Indonesia, namun maskulinitas yang terbentuk bukanlah sesuatu yang absolut dan general.