Pengaruh Lingkungan pada Kasus Disabilitas
“Adanya siswa penyandang disabilitas dalam sebuah sekolahan inklusi itu menurut saya sebenarnya memacu kita (guru) untuk lebih kreatif dalam menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas. Hanya saja kebanyakan para guru tidak sempat untuk membuat atau memikirkannya karena sudah cukup banyak pekerjaan yang harus mereka emban, seperti laporan dan lain-lain yang terkait dengan sertifikasi”. Demikian ungkap Pradytia Putri Pertiwi dari Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) dalam kegiatan kolokium Psikolog Klinis yang diselenggarakan oleh Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 8 Desember 2015 di R. Auditorium.
Lebih jauh, aktivis ASB (serupa dengan PMI di Indonesia) yang akrab disapa mbak Ditya tersebut memberikan contoh-contoh kasus yang menyangkut definisi dari disabilitas, seperti pada tuna daksa, tuna wicara, tuna netra, lansia dan beberapa contoh kasus lainnya. Terkadang sesorang yang masuk disabilitas bisa lepas dari definisi tersebut manakala menemukan alat bantu atau bantuan dari lingkungan sekitar. “Jadi lingkungan turut menentukan tingkat disabilitas seseorang”, ungkapnya.