Kerjasama sebagai Bagian dari Etos Kerja Islami

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;}

Pelatihan Etos Kerja Islami bagi staf tenaga kependidikan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali digelar pada hari Jumat, 28 Agustus 2015. Pelatihan tersebut merupakan sesi lanjutan dari pelatihan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Annisa Miranty Nurendra, S.Psi., M.Psi kembali hadir sebagai pemateri yang menyampaikan ‘kerjasama’ menjadi fokus bahasan, diimana kerjasama dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau perbuatan baik memang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Hal ini pun bisa dianalogikan dengan perintah sholat berjamaah.

Lantas, bagaimana seharusnya seorang muslim bekerjasama? Yaps. Semangat ber-ukhuwah menjadi kunci utama dalam bekerjasama. Ukhuwah sendiri menurut pemilik sapaan bu Annisa ini dapaat diklasifikasi dalam 2 kategori, ukhuwah tingkat rendah atau sering disebut salamatush shadr, yaitu bersihnya hati dari perasaan iri, dengki, benci dan sifat-sifat negatif lainnya termasuk menjaga lisan dan tangan, dan ukhuwah tingkat tinggi atau disebut juga sebagai itsaar, yakni ukhuwah yang lebih mementingkan dan mengutamakan orang lain di atas diri sendiri.

Adapun tahapan-tahapan dalam berukhuwah diantaranya adalah ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), dan ta’awun (saling membantu). Sedangkan manfaat ukhuwah yang bisa diambil diantaranya adalah bisa merasakan manisnya keimanan, mendekatkan diri dengan Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, dan akan mendapat naungan dari Allah SWT kelak ketika kita berada di akhirat.

Agar ukhuwah tersebut dapat terbangun dengan baik, tentu ada banyak hal yang harus dilakukan maupun ditinggalkan, seperti meninggalkan buruk sangka, meninggalkan gosip, meninggalkan dengki, pamer, menyakiti dengan lisan/tulisan, tidak memutuskan tali silaturrahmi dan atau tidak melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan yang sudah dibuat secara bersama-sama.

Terkait tentang ukhuwah antara atasan dan bawahan menurut Bu Annisa semua pihak punya peran dan tanggung jawab masing-masing yang seharusnya memang untuk saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan bersama.