Lembaga Mahasiswa UPSI (Malaysia) dan Lembaga Mahasiswa FPSB UII Diskusikan Peran Mahasiswa dalam Transormasi Negara
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
‘Peran Mahasiswa dalam Transformasi Negara’ diangkat sebagai tema utama dalam sharing atau diskusi antara lembaga mahasiswa Majlis Mahasiswa Kolej Ung-ku Omar Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjong Malim, Perak- Malaysia dengan Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yakni Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan juga Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) melalui Program Jaling Silang Budaya Akademik, Senin, 6 April 2015 di Kampus Terpadu UII.
Kehadiran puluhan mahasiswa UPSI beserta dosen pendamping tersebut disambut hangat oleh Dekan FPSB UII, Dr.rer.nat. Arief Fahmie, MA.HRM., Psikolog beserta fungsionaris lembaga kemahasiswaan FPSB UII. Dalam sambutannya, Pak Arief (panggilan akrab Arief Fahmie) sangat berharap agar silaturrahmi bisa terus berlanjut, baik dalam hal akademis maupun non akademis. Bahkan, Pak Arief meminta kepada para fungsionaris lembaga kemahasiswaan FPSB UII untuk bisa mengupayakan kunjungan balasan ke Malaysia.
Sementara Ketua DPM FPSB UII Periode 2014-2015, Raja Mia Febriani dalam pesannya yang dibacakan oleh Wahyudin Afrizal (sekjend DPM) mengkritisi kondisi Indonesia saat ini yang sebenarnya kaya akan sumber daya alam namun kondisinya justeru memprihatinkan (banyak kasus korupsi dan kasus-kasus lainnya). Kondisi tersebut memerlukan peran aktif mahasiswa yang sudah lama dinobatkan sebagai ‘agent of change’.
Sedangkan pihak Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia yang diwakili oleh Nuzsep Almigo (dosen UPSI dan juga alumni FPSB UII) menyampaikan maksud kunjungan mereka yang ingin mencari/mendapatkan sesuatu yang baru terkait dengan pengelolaan kelembagaan mahasiswa dan juga mencari peluang program-program akademis maupun non akademis yang bisa dikembangkan secara bersama-sama.
Dalam diskusi tersebut, masing-masing perwakilan dari lembaga mahasiswa menyampaikan sejarah dan juga pengelolaan kelembagaan dengan segala pernak-pernik permasalahan yang ada di dalamnya, seperti proses pemilihan anggota maupun pengurus lembaga, penyampaian program-program kerja lembaga kemahasiswaan (internal dan eksternal), dan juga peran aktif mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan pemerintah.
Dalam urusan mengkritik kebijakan pemerintah ini, mahasiswa Malaysia (termasuk UPSI) tidak bisa menyampaikan kritikan kepada pemerintah secara langsung dan leluasa (demo turun ke jalan), namun hanya sebatas di dalam lingkungan kampus. Kondisi ini jelas sangat berbeda dengan mahasiswa di Indonesia yang bisa secara bebas mengeluarkan pendapat/kritikan terhadap kebijakan pemerintah melalui demo di luar kampus (turun ke jalan).
Usai berdiskusi, rombongan berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke Perpustakaan Pusat UII, Candi Kimpulan dan juga Museum UII.