Menjadi Mahasiswa yang Bertanggung Jawab

Be Responsible. Menjadi Mahasiswa yang Bertanggung Jawab. Demikian tema kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu, 1 Oktober 2016 dengan menghadirkan Dinda Denis P. Putrantya, S.Psi sebagai pemateri dan Ibu Fani Nur Tjahjo, S.Psi., M.Psi sebagai moderator.

Dalam paparannya, penulis buku “Bikin Belajar Selezat Coklat” tersebut mengajak peserta untuk senantiasa mensyukuri banyak hal, banyak nikmat yang sudah diberikan Allah SWT. “Kenikmatan yang kita dapatkan adalah ujian bagi kita pada setiap harinya. Jadi bukan hanya ujian sekolah saja”, ungkapnya. Dan terkait dengan tema kuliah umum, Denis mengatakan bahwa kunci tentang sebuah tanggung jawab adalah saat kita mempunyai tugas, baik tugas yang diamanahkan oleh sesama manusia ataupun tugas yang diamanahkan oleh Allah SWT. Sosok yang pernah tinggal di Honolulu tersebut juga mengajak peserta kuliah umum yang didominasi mahasiswa baru Prodi Psikologi tersebut untuk memiliki cita-cita yang tidak hanya berorientasi kepada dunia saja, namun juga pada akhirat.   

 

Selain cita-cita, mahasiswa juga perlu menetapkan visi hidup dimana visi yang kuat akan menciptakan sense of pupose & direction dalam mengelola diri. “Visi besar memberi energi untuk selalu melakukan yang terbaik”, tegasnya. Denis menambahkan bahwa puncak kesuksesan seseorang bisa dilihat atau diraih saat mencapai usia 40 tahun. Hal itu berarti pada usia 40 tahun tersebut, hendaknya seseorang sudah mapan dalam berbakti kepada kedua orangtua, mapan dalam melakukan proyek-proyek kebaikan, serta mapan dalam mempersiapkan keturunan (keturunan yang cukup mapan dalam material maupun spiritual saat ditinggalkan menghadap Ilahi), mapan secara spiritual (apapun yang dilakukan memiliki nilai spiritual), serta mapan secara finansial yang dimungkinkan bisa untuk mendanai proyek-proyek kebaikan, proses kaderisasi dan bentuk amal kebaikan lainnya.

Oleh karenanya, dalam kuliah tersebut mahasiswa juga diminta untuk membuat tangga impian ataupun proyeksi hidup yang hendak dicapai hingga usia 40 tahun.