Prodi HI Kaji ASEAN dari Sisi Sosiologis
Understanding ASEAN, its System, Structures and Relevance: From Exclusive Societies to an Inclusive ASEAN Economic Community Integrated for a Global Environment. Demikian materi kuliah umum yang disampaikan oleh seorang dosen sekaligus peneliti, Johan Richard Weintre, Ph.D yang saat ini sedang melakukan riset di Mentawai dan Sumatera Selatan. Kuliah umum bertema ‘Komunitas ASEAN yang dilihat dari sudut pandang masyarakat’ tersebut diselenggarakan oleh program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) pada hari Selasa, 22 Maret 2016. Penyelenggaraan dimaksud sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan suasana akademik di lingkungan Prodi HI.
Dalam paparannya, Dr. Johan Richard Weintre menyampaikan sebaran masyarakat di wilayah ASEAN yang mencapai 600 juta orang dengan pertumbuhan 1,5% per tahun. Indonesia merupakan negara dengan jumlah sebaran penduduk terbanyak, bahkan beberapa kota di Indonesai memiliki jumlah penduduk lebih dari 2,5 juta orang. Keragaman suku bangsa di ASEAN secara positif dapat dikatagorikan sebagai faktor pendukung dan peluang atau modal dasar dalam menyatukan masyarakatnya menjadi satu identitas tunggal. Namun demikian, di sisi lain juga menjadi tantangan yang besar untuk menyatukan masyarakatnya dalam satu wadah identitas.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Johan Richard Weintre juga menyampaikan teori Social Capital yang bisa menjadi kekuatan di masyarakat yang berasal dari interaksi keragaman antar mereka sendiri. Beberapa dimensi positif dpat muncul dari proses interaksi tersebut, seperti karakter kelompok, norma-norma umum yang berlaku, rasa kebersamaan, koneksi dengan tetangga, kepedulian sosial, dan kepercayaan. Beberapa aspek inilah yang bisa dijadikan modal oleh negara dan ASEAN dalam mencapai visi dan misinya.
Dr. Johan Richard Weintre juga menyampaian adanya aktor dalam 3 jalur diplomasi yang berlaku di ASEAN, yakni negara dan Sekretariat ASEAN, ASEAN Inter-Parliamentary Assembl, Interparliamentary Myamnar Caucus, dan Interparliamentary Caucus on Good Governance. Jalur diplomasi kedua dilakukan oleh akademisi dan lembaga penggiat serta pemerhati HAM. Sedangkan jalur ketiga dikawal oleh masyarakat sipil.
“Setelah mengikuti Kuliah Umum ini diharapkan mahasiswa mendapat pengetahuan tambahan tentang kajian ASEAN dari sudut pandang sosiologis. Pemahaman ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam mengkaji ASEAN dari sisi politic centric ke society centric”, ungkap Ka. Prodi HI, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., M.S.S