Pada hakikatnya, masalah dan kesulitan bukan sebagai penghalang kebahagiaan. Melainkan sebagai pengawal, dari jalan lain menuju kebahagiaan. Ketika Allah menutup salah satu pintu, pada saat yang sama dia membuka pintu yang lebih baik. Tapi mayoritas manusia, melihat pintu yang tertutup dan tidak memperhatikan pintu yang terbuka. Layaknya kita sebagai manusia perlu untuk mengingat akan 3 hal penting dalam perjuangan hidup: Pertama adalah harapan, kedua yakni keikhlasan, dan ketiga itu semangat.
Fokus pada kehidupan sehari-hari, tanpa disadari bahwasanya banyak pencapaian-pencapaian besar dalam hidup, dimulai dengan sebuah harapan. Harapan membuka mata dan pikiran kita untuk dapat melihat masa depan sebagai tempat nan penuh dengan potensi dan peluang. Harapan itu bagaikan sayap, makin tinggi kita dibawanya terbang, makin sakit jika ia mendadak hilang. Jadi jangan sampai kehilangan harapan! Karena ketika matahari tenggelam, bintang-bintang akan datang bertebaran. Dan jangan pernah kehilangan asa! Karena selalu ada harapan baru dibalik pupusnya harapan lamamu. Hidup akan berakhir saat manusia berhenti bermimpi. Harapan akan hilang saat manusia berhenti percaya. Dan cinta gagal saat manusia berhenti peduli.
Hidup adalah rangkaian ketidakpastian, karenanya kita harus mampu menghargai harapan dan percaya akan kekuatan dan keajaiban harapan.
Pada akhirnya, harapan akan melahirkan keyakinan. Ketika kita memiliki harapan, kita akan menciptakan sketsa imajinatif tentang segala hal yang baik, menuju sukses, dan lebih realistis. Hal ini pun merupakan suatu dorongan yang mewujudkan keyakinan untuk selalu berharap tentunya hanya kepada yang pasti (Allah swt) dan melahirkan keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah bagi siapa saja yang yakin.
Setiap kali muncul yang menyakiti, anggap saja sebagai penyebab bahagia. Setiap kali muncul pembuat kesedihan, anggap saja sebagai pemicu keceriaan. Setiap kali muncul kesulitan, anggap saja sebagai jalan menuju kemudahan. Setiap kali kegelapan datang, anggap saja sebagai cahaya penerang. Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
“Fa inna ma’al-‘usri yusrā. inna ma’al-‘usri yusrā” . Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. al- Insyirah: 5-6)
Pepatah bahasa Arab atau sejenis kata Mutiara menyebutkan bahwa:
“Bi qodri maa ta’tanii tanaalu maa tatamannaa” Yang artinya, Sesuai usahamu kamu mendapatkan apa yang kamu cita-citakan.
Untuk membuktikan adanya keajaiban maka perlu untuk terus membangun harapan, asal jangan diatas keraguan! Karena harapan yang dibangun diatas keraguan hanya akan terwujud dalam Impian. Jika kita memberi satu dan mengharapkan dua, maka hasilnya kita hanya akan dapat setengah. Jika kita memberi satu dan mengharapkan satu, maka hasilnya kita juga akan dapat satu. Dan jika kita memberi satu dan tak mengharapkan apapun, maka kita akan dapat hasil yang tak terhingga.
Ada orang yang bersandar pada sebab tanpa tawakal kepada Sang Musabab. Mengandalkan materi, tanpa beriman kepada sang Pemilik Materi. Meyakini kerja dan tindakan, tapi tidak meyakini harapan dan cita-cita. Sehingga hasilnya, mereka kehilangan manfaat dari tindakannya. Bangun harapan, tanpa alasan. Karena kesuksesan dan alasan tidak berjalan bersama. Jika kita terus membuat alasan, lupakanlah kesuksesan. Jika kita ingin sukses, berhentilah membuat alasan. Jangan salah dalam berharap! Berharaplah kepada Sang Pencipta Karena selalu ada jalan terbuka, bagi mereka yang berdoa dan tidak putus asa.