Bagi kebanyakan orang, kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Namun kematian pasti akan terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa. Pertanyaannya, apakah bekal yang sudah kita persiapkan ketika ajal sudah menjemput kita? Tentu saja ini pertanyaan bagi kita yang percaya akan adanya hari akhir. Berbeda dengan orang-orang atheis dimana mereka tidak percaya akan kehadiran Tuhan.
Namun mengingat kematian sangat penting untuk dilakukan bagi setiap Muslim. Salah satu faedah mengingat kematian adalah kita jadi lebih banyak beribadah, menjalankan syariat Islam dan berusaha untuk tidak melakukan apa yang dilarang Allah SWT.
Ada beberapa hal lain yang menjadi alasan kenapa muhasabah penting dilakukan oleh setiap Muslim
- Muhasabah merupakan perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Allah SWT berfirman dalam QS Al Hashr: 18
“.. hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).. “
- Membuat lebih semangat dalam beramal shalih
Muhasabah akan membantu seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan yang ia temukan dalam pencariannya akan bekal tersebut. Maimun bin Mahran rahimahullah berkata:
لَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يَكُوْنَ لِنَفْسِهِ أَشَدُّ مُحَاسَبَةً مِنَ الشَّرِيْكِ الشَّحِيْحِ لِشَرِيْكِهِ
“Tidaklah seorang hamba menjadi bertaqwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya”.
- Buah manis dari muhasabah adalah taubat
Muhasabah yang menuju kepada pertobatan diawali dengan memasuki gerbang penyesalan terlebih dahulu. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ
“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678)
Orang yang selalu bermuhasabah akan selalu berhati-hati dan takut kalau rejeki yang ia terima merupakan istidraj dari Allah. Maka ia akan selalu memohon diberikan rejeki yang barokah.
Imam Ahmad dalam kitab Az Zuhud dan at-Tirmidzi dalam Sunannya meriwayatkan dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata: “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang! Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab kemudian hari.”
Kaitannya dengan Hisab, menurut Imam Ibnu Qayyim muhasabah terbagi 2:
- Muhasabah sebelum beramal
Apabila ingin menyampaikan sebaiknya berpikir dulu jika membuat orang tidak senang maka sebaiknya jangan dilanjutkan
- Muhasabah sesudah beramal
Setelah beramal ia akan melakukan introspeksi/evaluasi atas amal sholehnya tersebut
Terkait singkatnya hidup di dunia, Rasulullah SAW bersabda kepada sahabatnya Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara” (HR. Al Bukhari)
Maksud dari Sabda Rasulullah SAW tersebut itu adalah janganlah membuang-buang waktumu, manfaatkan untuk beribadah.
Jadi seharusnya peristiwa ulang tahun itu dirayakan dengan tidak bersenang-senang melainkan dengan bermuhasabah bahwa umur yang berkurang semakin dekat dengan kematian. Apa saja yang telah dipersiapkan untuk bekal di akhirat?
Namun waktu terbaik untuk bermuhasabah adalah di pagi dan malam hari. Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali berkata,
“Ketahuilah, seorang hamba sebagaimana menyediakan waktu pada awal hari untuk menentukan syarat yang berat bagi dirinya sebagai nasihat pada kebenaran seyogianya menyediakan waktu pada ujung hari untuk ‘menuntut’ dan ‘mengadili’ dirinya baik gerak maupun diamnya,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, 2018 M: IV/420)
Semoga kita selalu dalam perlindungan dan petunjuk Allah SWT sehingga selamat dalam melewati hisab di akhirat kelak.
Wallahu a’lam bis showab