TIPS MENJADI 100 ILMUWAN SOSIAL NASIONAL DARI DEKAN

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII, Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag masuk ke dalam jajaran top 100 ilmuwan sosial Indonesia berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) pada bulan Januari 2022. Meskipun penghargaan ini baru pertama kali digelar, baginya ajang ini cukup bergengsi bergengsi karena poin penilaian ditekankan pada produktivitas seorang ilmuwan.

Pada awalnya, Fuad mengatakan bahwa dirinya menempati peringkat 17 namun berubah menjadi urutan ke 20. Hal ini tidak terlepas dari banding yang olen kolega ilmuwan di bidang sosial lainya setelah daftar tersebut dirilis. “Dia bisa mengajukan bukti bahwa nilainya lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh dan diumumkan pada scientix index.” Ujarnya. Ia menyatakan bahwa pergeseran ranking karena terjadi kenaikan kutipan dalam beberapa waktu ke belakang.

Fuad menyatakan bahwa penilaian Hi Index berdasarkan pada statistic yang ditemukan di Google Scholars. Statistic yang dimaksud adalah jumlah tulisan yang dimasukkan ke dalam Google Scholars dan seberapa sering tulisan tersebut dikutip oleh akademisi lain yang memiliki akun di Google Scholars.

Ia menyatakan bahwa tips sukses dirinya masuk ke dalam 100 ilmuwan sosial Indonesia berkat konsisten menulis yang ia terapkan. Hal ini tidak terlepas dari tugas utamanya sebagai dosen yang dituntut untuk aktif menghasilkan karya ilmiah di samping tugas untuk mengajar mahasiswanya

Selain itu, ia menekankan bahwa karya ilmiah yang dia tulis haruslah berbobot dan bermanfaat bagi khalayak ramai. Salah satu tolak ukur kebermanfaatan karya tulis menurutnya dengan melihat jumlah kutipan yang mencantumkan karya tulis milikinya. “Hal itu yang menjadi tenaga dan menyemangati saya untuk menulis.” Ucap Fuad.

Selain itu, Fuad menyampaikan bahwa biasanya ia selalu memulai tulisannya dengan memilih topik yang didalami. Ia menyatakan bahwa sangat penting untuk mendalami satu topik karena hal ini akan membantu sang penulis untuk menggali topik tersebut lebih dalam dan mengetahui poin-poin apa saja yang belum dielaborasi, memiliki kerangka berpikir kritis dengan melihat terhadap suatu fenomena yang terjadi hingga menjadikan ajang meneliti dan menulis untuk menjawab pertanyaan pribadi.

Untuk kolega dosen FPSB, ia menyampaikan bahwa setiap dosen harus memiliki target untuk memuat tulisan ilmiah yang bisa masuk ke dalam jurnal-jurnal yang terakreditasi khususnya akreditasi 1 dan 2. “Biasanya hal ini akan mengundang banyak pembaca dan dikutip oleh lebih banyak orang.” Ungkap Fuad. Untuk bisa masuk ke level tersebut, Fuad menjelaskan bahwa tulisan harus menggunakan data akurat yang menurutnya cukup mudah dilakukan seiring dengan penggunaan teknologi dalam proses pencarian data.

Ia juga menekankan para dosen untuk tidak patah arang ketika tulisan mendapatkan banyak masukan. Menurutnya, hal itu malah akan mendatangkan banyak masukan dan mengajarkan seorang dosen untuk tetap rendah hati khususnya ketika tulisan diberi masukan oleh kolega yang lebih muda. “Semua tulisan saya sering kali mendapatkan editor yang cukup sulit, tapi saya tidak patah arang dan memperbaiki seoptimal yang saya mampu. Ujarnya.

Fuad juga berharap agar dirinya tetap memiliki stamina dan semangat yang kuat untuk tetap melaksanakan tugasnya sebagai dosen dengan cara meneliti dan mengajar.

“Harapan saya tetap diberikan kesehatan agar tetap menjalankan tugas saya sebagai dosen dan ilmuwan dengan karya ilmiah yang dapat menyampaikan kebenaran.” Ujarnya