FPSB Gelar Syawalan dan Pelepasan Calon Jamaah Haji

Keluarga Besar Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan acara “Syawalan dan Pelepasan Calon Jamaah Haji” di Lemah Ledok Garden & Resto, Jl. Cangkringan Km. 0,3 Sleman Yogyakarta, Ahad, 18 Syawal 1437 H/24 Juli 2016. Acara yang dihadiri oleh keluarga dosen, pegawai, perwakilan mahasiswa dan perwakilan ikatan orangtua mahasiswa FPSB UII tersebut juga menghadirkan ustadz Ananta Wibowo untuk memberikan siraman rohani.

Acara diawali dengan pembacaan Al Quran, ikrar syawalan dari perwakilan lembaga mahasiswa FPSBUII, ikrar dari pimpinan FPSB UII, ikrar dari pengurus yayasan FPSB UII, ikrar dari perwakilan orangtua mahasiswa FPSB UII (IKAMA) serta pelepasan calon jamaah haji (Dr. H. Fuad Nashori, S., Psi., M.Si., Psikolog, Enggar Furi Herdianto, S.IP., MA,  Tutik  Rahayu dan suami).

Di awal tausiyahnya, ustadz Ananta Wibowo yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi UII itu mengawali dengan mengajak keluarga besar FPSB UII untuk senantiasa menyebarkan salam terhadap sesama muslim. Dengan saling menyebarkan salam maka akan terwujud kondisi saling menyayangi karena Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist yang menceritakan tentang anjuran menyebarkan salam yang disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabat.

Terkait dengan makna syawalan, pengarang lagu sekaligus penyanyi ‘Air Mata Masjid’ dan ‘Air Mata Tahajud’ tersebut memaknainya sebagai peningkatan kualitas diri (ketaqwaan) di hadapan Allah SWT. “Hanya Allah yang tahu tentang peningkatan kualitas diri (ketaqawaan) kita. Kita tidak boleh mengaku lebih bertaqwa dibanding orang  lain. Gunakan setiap waktu kita untuk melakukan kebaikan (ibadah kepada Allah) dengan membantu sesama. Setiap orang akan berjumpa dengan Allah SWT. Hanya saja kita akan berjumpa dengan rahmatNya atau dengan murkaNya?”, ungkapnya.

Peningkatan kualitas ketaqwaan tersebut juga dimaknai sebagai kemenangan yang terbagi dalam 5 tingkatan, yakni kemenangan setiap hari yang dimaknai sebagai ketaatan kita dalam menjalankan setiap perintah dan menjauhi laranganNya dan senantiasa memohon ampun (taubat nasuha) jika melakukan kesalahan pada setiap harinya, kemenangan ketika mati (mati dengan khusnul khotimah), kemenangan saat di padang maksyar (mendapat naungan Allah SWT), kemenangan saat bisa masuk surga dan yang kelima adalah kemenangan bisa berjumpa dengan Allah SWT.

“Kemenangan tertinggi,  yakni berjumpa dengan Allah SWT merupakan puncak pencapaian tertinggi kita. Mari kita capai kemenangan tertinggi kita tersebut melalui keempat kemenangan-kemenangan tersebut !”, pungkasnya.