Etika Berorganisasi

Aris Budiono, 08/11/2024

Secara lahiriyah kita diciptakan sebagai mahluk sosial. Jadi mau tidak mau kita akan berhubungan dengan orang lain. Baik itu dengan sedikit orang ataupun sekelompok orang. Hubungan dua orang atau lebih itu tentu memiliki sebuah tujuan atau target tertentu. Hubungan tersebutlah yang biasa dinamakan organisasi.

Secara Bahasa organisasi adalah dua orang atau lebih yang saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan yang sama. Organisasi biasanya terdiri kumpulan dari orang-orang yang memiliki arah dan tujuan yang sama, tapi itu tidak menghilangkan dasar bahwa organisasi terdiri dari individu yang beraneka ragam latar belakangnya.

Dengan adanya latar belakng yang berbeda. Maka sudah seharusnya orang yang aktif di organisasi harus mengetahui “etika berorganisasi”. Tujuannya adalah agar dapat terjalin hubungan erat lahir dan batin antar sesama anggota organisasi. Dan organisasi berjalan sesuai dengan kententuan syariat, sehingga akan menyelamatkan kehihupan kita di dunia maupun kelak di akhirat.

Al Qur’an surat Al Ashr ayat 1-3, bisa dijadikan dasar etika ketika berorganisasi.

وَالْعَصْرِ,  إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ,   إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Dari ayat-ayat di atas kita bisa menjadikannya sebagai pedoman pola komunikasi yang sehat salah satunya ketika kita berorganisasi atau bekerja di manapun tempatnya. Komunikasi yang sehat itu harus didasari iman kepada Allah dan keinginan untuk selalu beramal sholeh. Serta ada imbal balik diantara sesama untuk saling berwasiat, yaitu dengan saling memberi dan menerima nasehat serta wasiat tentang kebenaran dan untuk berperilaku sabar secara istiqamah.

Dalam bekerja dan berorganisasi kita juga harus menekankan niat kita bahwa berorganisasi adalah sebagai bentuk ibadah dan jihad islam kita. Kita harus selalu ingat bahwa semua bentuk ibadah dan kegiatan itu akan kembali kepada Allah.

Sebagai seorang umat Muhammad yang bekerja dan berorganisasi serta hidup bermasyarakat kita juga harus mencontoh akhlak Beliau. Kita harus mempunyai sifat sidiq supaya selalu bisa sabar dan bersyukur dalam setiap keadaan.

Kita juga harus mempunyai sifat amanah dalam bekerja dan bersosial supaya bertanggung jawab dan segera bertaubat jika ada salah serta berlatih ikhlas jika memang ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Dalam bekerja dan bersosial kemasyarakatan kita juga harus mempunyai sifat tabligh. Dengan sifat ini kita akan terbuka kepada alam semesta, kepada diri sendiri dan terbuka kepada Allah SWT. Dengan sifat tabligh kepada semuanya kita akan jadi terbuka untuk belajar, membaca, memahami, mengamalkan serta mengajarkan isi Al Qur’an. Sehingga dengan seperti itu sifat terbuka yang sesungguhnya akan terbentuk pada diri kita.

Kemudian yang juga sangat penting adalah sifat fatanah. Dengan mempunyai sifat ini kita bisa lebih pintar atau peka dalam memfungsikan pancaindera kita. Kemudian dengan sifat fatanah ini kita akan lebih pintar dalam berpikir jernih sehingga akan lebih tahu isi hati yang itu selalu benar dalam membisikan ke pikiran kita.

Semoga dengan semua hal di atas kita dapat segera berbenah menuju dalam kebaikan dan bertaubat dengan kesalahan yang telah kita lakukan. Semoga kita selalu bisa mendengarkan bisikan hati kita yang selalu lurus, sehingga setiap langkah kita akan dalam tuntunan jalan yang diridhai Allah SWT. Kemudian di hari akhir hayat selamatlah kita dengan jalan yang selalu dibimbing serta diridhai Allah SWT. Aamiin.