FPSB Kehilangan Salah Satu Mahasiswa Teladan

Fanni. Demikian nama panggilan akrab dari Zulfanni Asiva, salah satu mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi (MAPPRO) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang telah dipanggil Allah SWT dalam sebuah kecelakaan di Jl. Kaliurang Km.12 Yogyakarta. Korban bersama rekannya (mahasiswa D3 Kimia UII) yang baru saja keluar dari SPBU Pedak terlibat kecelakaan berat dengan salah satu siswa SMP N 5 Yogyakarta (inisial: DFN) yang mengendarai sepeda motor berkapasitas mesin besar -Kawazaki Ninja- saat berusaha mendahului kendaraan roda empat di depannya. Dalam kecelakaan ini, Fanni yang baru saja mengikuti perkuliahan selama 4 bulan di MAPPRO FPSB UII langsung meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan rekannya dan DFN harus menjalani perawatan di RS. Panti Nugroho dan RS. Dr. Sardjito akibat luka serius yang diderita.  

 

Kepergian alumnus (S1) Fakultas Psikologi Universitas Medan Area ini ternyata meninggalkan kesan mendalam di kalangan dosen dan juga teman-teman  kuliahnya, termasuk Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog selaku ketua ketua Program MAPPRO FPSB UII. “Fanni sendiri adalah seorang pembelajar sejati. Di kelas, ia tampak cukup menonjol. Ia suka tersenyum, menanggapi, dan bertanya. Sore itu (sebulan lalu) sekitar pukul 17, Fanni sedang berbicara sambil berdiri dengan seorang staf. Ketika saya melihatnya ia berbeda dibanding saat di kelas atau saat berpapasan. Saya melihat ia lebih jernih dan senyumnya lebih sejuk. Auranya sangat positif. Semoga ini isyarat kebersihan dirinya. Sekali lagi ini subjektif. Semoga dia termasuk syahidah, husnul khatimah. Wallahu a’lam bi ash-shawab”, ungkap Pak Fuad. “Anaknya kritis, atentif kalau di kelas,” tambah Rumiani, M.Psi, Psikolog, sebagai dosen pembimbing praktikumnya.

Sementara salah satu dosen mata kuliah Kepemimpinan Kenabian, Dr. Faraz mengatakan bahwa korban mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi. “Sejak pertama kali saya mengenalnya, saya menyimpulkan Fanni mahasiswa luar biasa, paling menonjol di kelas. Hari selasa 10 Januari lalu adalah kuliah kami yg terakhir. Fanni giliran presentasi tentang sifat Nabi. Dia menyampaikan dengan semangat sekali,” ungkapnya.

Kesan mendalam lain datang dari teman seniornya di MAPPRO, Muh. Arif Rizki, S.Psi dimana sejak awal masuk MAPPRO (September 2016) almarhumah sudah berpartisipasi aktif mengajar di huntap (hunian tetap korban erupsi G. Merapi). “Jujur saya merasa kehilangan. Beliau adalah salah satu relawan pengajar di huntap bersama mas Yogi dkk. Satu hal yang bisa saya teladani adalah almrhumah memang punya motivasi untuk berbuat baik yang cukup tinggi. Dari mas Yogi saya tahu kalo almarhumah tidak ada motor, tapi beliau ternyata sering ngajar tpa di atas. Mungkin motor yang dipakai merupakan motor pinjaman. Beliau rela di tengah kesibukan aktivitas di awal2 perkuliahan MAPPRO”, ungkapnya. .

Dari peristiwa maut tersebut, Pak Fuad mengajak para orangtua, polisi dan juga sekolah untuk lebih serius menyikapinya. “Siswa SMP secara psikologis masih memiliki emosi yang belum stabil. Saat berada di jalan mereka termasuk kelompok yang rentan. Kemampuan emosi yang belum matang menjadikan mereka kesulitan ketika berada dalam suasana tegang. Karenanya, orangtua, polisi, dan guru untuk memberi edukasi adab dan pengetahuan berkendara di jalan raya. Secara teknis orangtua harus melarang mereka berkendaraan di jalan raya”, pintanya.

Pak Fuad juga menambahkan sebuah kisah nyata dimana sepasang suami istri yang keduanya berprofesi dokter membelikan sepeda motor Kawazaki Ninja pada anaknya sebagai hadiah kelulusan. Dengan perasaan penuh kebahagiaan, anak itu pun mencoba mengendarainya. Namun malang, justeru anak tersebut menabrak dinding seberang rumah tepat disaksikan kedua orangtuanya. Setelah mengalami koma selama 2 hari, anak itu pun akhirnya meninggal dunia. “Bisa dibayangkan bagaimana perasaan ibu bapaknya saat menyaksikan kecelakaan tersebut, saat merawat anaknya di ICU dan akhirnya meninggal dunia. Setelah bertahun-tahun berlalu nereka masih menyesal”, pungkasnya.