Keluarga Besar UII Harus Tegakkan Visi UII sebagai PT yang Rahmatan Lil ‘Alamiin

Universitas Islam Indonesia merupakan Perguruan Tinggi Nasional tertua di Indonesia yang memiliki visi terwujudnya Universitas Islam Indonesia sebagai rahmatan lil ‘alamin, memiliki komitmen pada kesempurnaan (keunggulan), risalah Islamiyah, di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan dakwah, setingkat universitas yang berkualitas di negara-negara maju. Visi tersebut sejatinya sudah ada (diinternalisasi dan diimplementasikan oleh civitas akademika UII) sejak lama, bahkan sebelum dijadikan visi resmi UII. Visi tersebut merupakan amanah yang berat namun harus terus diupayakan sebaik mungkin oleh segenap keluarga besar UII. Hal ini disampaikan oleh  Imam Mudjiono, S.Ag saat memberikan tausiyah hikmah syawalan di acara syawalan keluarga besar UII yang diselenggarakan pada hari Senin, 3 Juli 2017 di Auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakir Kampus Terpadu UII.

Imam Mudjiono dalam kesempatan tesebut juga mengupas tentang makna syawalan itu sendiri yang dipastikan bukan sebuah syariat Islam namun lebih pada budaya, adat istiadat, kebiasaan baik yang tidak ditentang oleh mazhab apapun yang ada di Indonesia. Budaya baik (berisi silaturrahim, permafaan, dll) itu bahkan bisa diikuti oleh siapapun termasuk yang beragama non Islam. Bahkan, tradisi ini juga sudah sampaik ke negeri Brunai Darussalam, Arab, dan negara lainnya.

Terkait dengan proses ibadah haji, beliau menjelaskan ada 3 (tiga) kriteria ‘hasil’ dari perjalanan ibadah haji seseorang, yakni haji mabrur atau haji yang diterima karena selain rukun dan syarat sahny tercukupi juga adanya peningkatan ibadah/muamalah bagi yang bersangkutan, haji maqbul atau haji yang hanya hanya sah secara rukun dan syaratnya namun tidak ada perubahan positif usai menjalankan/pulang dari ibadah haji dan haji mardud atau haji yang tertolak karena tidak memenuhi rukun dan syaratnya. Beliau juga mengkritisi perilaku para tamu Allah asal Indonesia yang terkadang lebih mementingkan ber-selfie-ria daripada memperbanyak ibadah. Hal ini menurutnya perlu diubah.

Sementara Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS dalam sambutannya juga mengingatkan semakin ketatnya  persaingan antar perguruan tinggi, khususnya di Yogyakarta. Sehingga beliau meminta kepada segenap civitas UII untuk lebih bisa menjalankan amanah yang telat diemban dengan sebaik mungkin.